PERSON CENTERED THERAPY (Part 1)
Konsep Dasar
§
Pandangan
tentang sifat manusia
Pandangan client-centered
tentang sifat manuisa menolak konsep tentang kecenderungan-kecenderungan
negatif dasar. Pandangan tentang manusia yang positif ini memiliki
implikasi-implikasi yang berarti bagi praktek terapi client-centered. Berkat pandangan filosofis bahwa individu memiliki
kesanggupan yang inheren untuk menjauhi maladjustment
menuju keadaan psikologis yang sehat, terapis meletakkan tanggung jawab
utamanya bagi proses terapi pada klien. Model client-centered menolak konsep yang memandang terapis sebagai
otoritas yang mengetahui yang terbaik dan yang memandang klien sebagai manusia
pasif yang hanya mengikuti perintah-perintah terapis. Oleh karena itu, terapi client-centered berakar pada kesanggupan
klien untuk sadar dan membuat keputusan.
§
Ciri-Ciri
pendekatan Client-Centered
a. Pendekatan client-centered
difokuskan pada tanggung jawan dan kesanggupan klien untuk menemukan cara-cara
menghadapi kenyataan secara lebih penuh
b. Pendekatan client-centered
menekankan dunia fenomenal klien
c. Prinsip-prinsip terapi client-centered
diterapkan pada individu dengan taraf psikologisnya yang relatif normal maupun
pada individu yang derajat penyimpangan psikologisnya lebih besar
§
Unsur-Unsur
Terapeutik
a. Tujuan terapeutik
Tujuan
dasar dari terapi ini adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha
membantu klien untuk menjadi seorang pribadi yang berfungsi penuh. Guna
mencapai tujuan terapeutik tersebut, terapis perlu mengusahakan agar klien bisa
memahami hal-hal yang ada dibalik topeng yang dikenakannya.
b. Fungsi dan Peran Terapis
Peran
terapis berakar pada cara-cara keberadaannya dan sikap-sikapnya, bukan pada
penggunaan teknik-teknik yang dirancang untuk menjadikan klien“berbuat
sesuatu”. Terapis harus bersedia menjadi nyata dalamhubungan dengan klien.
Terapis menghadapi klien berlandaskan pengalaman dari saat ke saat dan membantu
klien dengan jalan memasuki dunianya alih-alih menurut kategori-kategori
diagnostik yang telah dipersiapkan. Melalui perhatian yang tulus, respek,
penerimaan, dan pengertian terapis, klien bisa menghilangkan
pertahanan-pertahanan dan persepsi-persepsinya yang kaku serta bergerak menuju
taraf fungsi pribadi yang lebih tinggi.
c. Teknik-teknik dan prosedur-prosedur terapeutik
Perkembangan
pendekatan client-centered disertasi
oleh peralihan dari penekanan pada teknik-teknik terapeutik kepada penekanan
pada kepribadian, keyakinan-keyakinan, dan sikap-sikap terapis, serta pada
hubungan terapeutik. Hubungan terapeutik, yang selanjutnya menjadi variabel
yang sangat penting, tidak identik dengan apa yang dikatakan atau dilakukan
terapis. Dalam kerangka client-centered,
“teknik-teknik”-nya adalah pengungkapan dan pengkomunikasian penerimaan,
respek, dan pengertian, serta berbagai upaya dengan klien dalam mengembangkan
kerangka acuan internal dengan memikirkan, merasakan, dan mengeksplorasi.
Menurut pandangan pendekatan client-centered,
penggunaan teknik-teknik sebagai muslihat terapis akan mendepersonalisasi
hubungan terapis klien. Teknik-teknik harus menjadi suatu pengungkapan yang
jujur dari terapis, dan tidak bisa digunakan secara sadar diri sebab, dengan
demikian, terapis tidak akan menjadi sejati.
Sumber:
Corey, G. (2003).
Teori dan Praktek Konseling & Terapi. Bandung: PT Refika
Aditama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar