Total Tayangan Halaman

Kamis, 25 Desember 2014

SINOPSIS FILM

BILLIONARE

Deskripsi Film:
Film ini menceritakan seorang pemuda bernama TOP, seseorang yang sangat gemar sekali bermain game online sejak duduk di SMA. TOP mengawali karirnya sebagai pembisnis saat ada seorang member game online bernama jack ingin membeli senjata kepada TOP. Awalnya TOP menolak menjual, namun setelah ditawari akan diberi uang sebesar 30 Bath, akhirnya TOP berani menjualnya. Sejak hari itu, TOP semakin sering bermain game baginya games bukanlah permainan saja melainkan mampu dijadikan lahan mencari uang. Semakin lama dia semakin meraup keuntungan yang cukup besar dan mampu mebeli sebuah mobil. Namun kebiasaan TOP yang setiap harinya menghabiskan waktu di kamar bermain game sebenarnya tidak disetujui oleh orang tuanya ditambah lagi bahwa TOP tidak diterima di Universitas Negeri, membuat orang tuanya marah karena TOP seakan-akan tidak menghiraukan pendidikannya.
Suatu ketika, akun games online milinya di hapus oleh admin game online karena dianggap akun TOP telah disalahgunakan. Sejak saat itulah Top mulai beralih ke bisnis lain. Ia pernah mencoba usaha berjualan DVD player tapi gagal, berjualan kacang tapi gagal walau sempat berhasil dan mempunyai banyak pelanggan, berulang kali gagal tentu membuatnya merasa putus asa ditambah saat keluarganya mengalami kebangkrutan dan lebih memilih pindah ke cina. Sedangkan TOP lebih memilih tinggal di Thailand.
Perjuangannya dalam dunia bisnis belum berakhir. Sampai suatu hari ia mendapat ide untuk menjual cemilan rumput laut. Ide tersebut ia dapatkan dari sang kekasih, saat itu kekasihnya memberikan makanan rumput laut sebagai oleh-olehnya dari Rayong. Setelah TOP mencoba rumput laun tersebut, ternyata rasanya sangat enak. Dari situlah, TOP memulai memikirkan bisnis baru yaitu, bisnis makanan rumput laut. TOP berusaha merintis bisnis barunya dengan baik dan dia belajar ke ahlinya untuk membuat rumput laut. Pada awalnya, hasil gorengan rumput laut oleh paman dan TOP tidak ada yang berhasil. Namun, karena suatu kejadian yang dialami oleh pamannya, ada satu bungkus rumput laut yang terkena air. Dari situlah, rumput laut yang digoreng TOP rasanya menjadi enak, ternyata harus dibasahi terlebih dahulu baru digoreng. TOP mulai memproduksi rumput laut tersebut dalam jumlah banyak untuk dijual. Ia menjual daganganya di counter pusat perbelanjaan. Ternyata memang benar, dagangan TOP laku keras.  
Kemudian, TOP mencoba untuk bekerja sama  dengan 7-eleven, ia menawarkan produk rumput lautnya. Namun pertama kali ia datang, produknya ditolak karena dengan alasan kemasan rumput laut TOP tidak layak jual, ukuran rumput lautnya terlalu besar, serta harga jual rumput laut TOP yang juga dirasa cukup besar oleh 7-eleven. TOP tidak menyerah begitu saja, ia mencoba untuk merubah design kemasannya dengan bantuan seorang designer. Ia menamakan produknya dengan nama TAE KEI NOI yang artinya pengusaha muda.
Dengan semangat, ia kembali ke 7-Eleven, namun ia gagal bertemu dengan manager 7-eleven. Akhirnya, TOP memberikan sample produknya kepada satpam penjaga di sana. Dan ternyata produknya diambil oleh beberapa karyawan di gedung itu. Di saat TOP merasa putus asa, tiba-tiba ia di hubungi oleh pihak 7-Eleven karena produknya diterima. TOP sangat senang dan ia segera menandatangani kontrak yang dibuat oleh 7-eleven. Dari salah satu kontrak tersebut menyebutkan bahwa TOP harus memproduksi 72000 kemasan untuk dikirim ke 6000 cabang, tentu saja ia harus memiliki pabrik, karena selama ini ia menggoreng rumput laut hanya di rumah.
Lalu ia teringat keluarganya masih mempunyai sebuah kantor kecil. Maka ia merenovasi kantor tersebut menjadi sebuah pabrik.. Pada akhirnya, kerja keras dan semangatnya berbuah hasil. Ia berhasil merenovasi kantor ayahnya menjadi pabrik dan mempekerjakan beberapa karyawan. Namun pada saat pihak 7-eleven menginspeksi pabrik TOP, 7-eleven merasa pabrik TOP belum memenuhi standart. Lagi-lagi TOP tidak menyerah begitu saja, ia segera menyempurnakan apa saja yang masih kurang dan akhirnya kontraknya disetujui.
Akhirnya, setelah 2 tahun, TOP menuai kerja kerasnya, dia bisa melunasi hutang-hutang kedua orang tuanya. Di usianya 26 tahun, ia berhasil memiliki pendapatan tahun 2010 mencapai sebesar 1.500 juta bath (Rp 450 Miliyar), memiliki 2500 karyawan, mengirim produknya ke 6000 cabang 7-eleven. Mengeskspor camilan rumput lautnya ke 27 negara di dunia, dan memiliki perkebunan rumput laut di Korea Selatan.

Kaitan Film Billionaire dengan Psikologi Manajemen:
Menurut Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan, psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur / me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan. Dalam film tersebut Top Ittipat yang telah berhasil membuat suatu perusahaan rumput laut dapat me-manage para anggota atau para pekerjanya agar terorganisir dengan baik sehingga perusahaan yang dia kelola menjadi suatu perusahaan besar yang terkenal.
Dalam manajemen pemasaran, terdapat strategi dasar yang biasa dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya yang biasa disebut sebagai marketing mix atau bauran pemasaran. Marketing mix ini terdiri dari 4 macam, yakni:
  1. Product, mengacu pada nilai (value) yang terdapat pada produk tersebut, bagaimana produk tersebut memenuhi kebutuhan konsumen, serta penanganan kualitasnya.
  2. Price, mengacu pada harga produk tersebut agar konsumen rela mengorbankan uangnya untuk membeli produk tersebut. Hal ini juga mencakup strategi penentuan harga produk tersebut agar bisa bersaing dengan produk kompetitor.
  3. Place, mengacu pada tempat produk tersebut dipasarkan, bagaimana agar tempatnya bisa dijangkau oleh konsumen.
  4. Promotion, mengacu pada cara mempromosikan produk tersebut agar diterima konsumen dan melakukan pembelian. Promotion ini juga mencakup iklan dan publisitas.
Dalam film tersebut, telah jelas diceritakan bagaimana Top melakukan 4 strategi dasar pemasaran untuk memasarkan produknya. Hal ini dapat dilihat dari:
  1. Product: Strategi ini dapat dilihat dari: Pertama, ketika Top berjualan kacang goreng (chesnut) di sebuah mall, ia mencari resep yang terbaik bagi produk kacangnya agar memiliki cita rasa yang khas dan unik sehingga berbeda dari kacang goreng penjual lainnya. Kedua, strategi ini juga digunakan Top dalam penjualan rumput laut goreng yang ia jual, ia belajar dan berlatih agar rumput laut buatannya terasa enak dan tidak mudah basi jika disimpan untuk beberapa lama.
  2. Price: Strategi ini dapat dilihat ketika Top berjualan kacang goreng, ia menjual kacang dengan harga standar seperti kebanyakan penjual kacang lainnya,  namun kacang gorng buatan Top memiliki cita rasa yang khas dan unik sehingga banyak konsumen yang menyukai produknya dan menjadi pelanggannya.
  3. Place: Strategi penjualan ini mengacu pada tempat produk tersebut dipasarkan, dapat dilihat dari: Pertama, ketika Top menjual produk kacang gorengnya di depan mall dimana tempat itu merupakan tempat yang strategis untuk berjualan karna banyak pengunjung mall yang berlalu-lalang melewati tempat tersebut. Kedua, ketika Top menjual produk rumput lautnya di salah satu minimarket yang cukup diminati banyak konsumen yakni 7-eleven.
  4. Promotion: Strategi promosi yang dilakukan oleh Top adalah dengan menjual rumput laut di sebuah mini market yang cukup banyak diminati oleh masyarakat. Top memilih tempat tersebut sebagai tempat promosi produknya agar produk yang ia jual dapat lebih dikenal masyarakat luas. Selain itu, Top juga membuat inovasi yang menarik pada kemasan produk agar pelanggan tertarik untuk membeli rumput laut yang ia jual.

Kaitan Film Billionaire dengan Psikologi:
Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting dari ketiga modal kerja perusahaan manapun. Pasalnya, ilmu psikologi yang memang berpusat pada manusia, mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.
Hubungannya dalam film tersebut adalah usaha yang dilakukan Top Ittipat dalam mencintai sebuah bidang usaha dan kerja kerasnya dalam berbisnis. Top Ittipat mampu mengembangkan dan mengeksplor tenaga dan kemampuannya dalam berbisnis dengan berbagai teknik, metode, dan ide ide menarik yang ia tonjolkan. Dengan demikian dia telah menjadi sumber daya manusia yang berbakat dalam mengembangkan usahanya.

·      Kelebihan:
Karena film ini merupakan kisah nyata, film ini begitu inspiratif karena memotivasi seseorang untuk terus berusaha dalam usaha yang sedang dijalani.
·      Kekurangan:
Jangan sampai keinginan yang kuat untuk berbisnis itu membuat kita mengorbankan pendidikan yang wajib kita tempuh.

Nama Kelommpok:
1. Asma Amalia Karimah            (11512211)
2. Bening Koesuma Andanari     (18512375)
3. Dila Fadilah                             (12512107)
4. Rikzan Akbar                           (15612384)
5. Zulaicha Rahma Fadhila          (18512030)

Minggu, 09 November 2014

PSIKOLOGI MANAJEMEN



Yamaha adalah salah satu dari perusahaan otomotif yang begitu sukses di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dalam artikel tersebut dari perencanaan yang dibuat oleh Yamaha dalam membuat produk motor skutik pertama yang ada di Indonesia. Yamaha meluncurkan produk sepeda motor skutik pertama yaitu Mio meskipun belum ada perusahaan otomotif di Indonesia yang meluncurkan produk motor sejenis tersebut. Yamaha berani untuk menjadi pioner dalam pasar skutik, meskipun hal itu merupakan produk yang masih asing di kalangan konsumen motor di Indonesia, hal ini menunjukkan penetapan Yamaha dalam pemasaran produknya. Dalam sistem pengorganisasian, dalam artikel tersebut dapat dilhat dari kecerdikan Yamaha dalam melihat peluang untuk memasarkan produk baru yang belum pernah ada sebelumnya. Yamaha dapat memanfaatkan hal tersebut dengan meluncurkan motor skutik tersebut. Dan hasilnya pun sangat memuaskan, produk tersebut sukses dipasaran dunia otomotif, Mio pun meningkatkan brand Yamaha dikalangan konsumen Indonesia. Dan secara perlahan, Yamaha bisa menggeser kejayaan Honda dalam pasar sepeda motor di Indonesia. 

Senin, 13 Oktober 2014

Psikologi Manajemen

Upaya Agar Perusaahaan Sukses dan Terkenal



Dalam tulisan saya kali ini, saya akan menuliskan mengenai upaya-upaya apa saja yang akan saya lakukan jika saya memiliki sebuah perusahaan agar perusahaan tersebut sukses dan terkenal.

Sebelumnya, jika kita ingin membuat suatu usaha, kita harus memfokuskan pandangan mengenai usaha apa yang akan kita dirikan. Kita harus melakukan survei lapangan terlebih dahulu mengenai kebutuhan apa yang dibutuhkan masyarakat sekarang ini. Semakin sempit fokus kita terhadap suatu peluang, semakin besar kemungkinan bagi kita untuk memiliki perusahaan yang sukses.

Jika saya memiliki perusahaan, jenis perusahaan yang akan saya buat adalah usaha yang bergerak dibidang makanan khususnya roti dan kue. Saya memilih jenis usaha ini, di dasari oleh hobi saya yakni memasak, sehingga saya pun ingin hobi saya ini profit bagi saya. Nah, untuk membuat perusahaan saya sukses, diperlukan manejemen perusahaan yang baik.

Manajemen perusahaan itu berfungsi dalam meramalkan, merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, memotivasi dan mengawasi jalannya produksi dalam suatu perusahaan. Bagaimana cara menerapkan manajemen yang baik dalam perusahaan?
1)    Diperlukan sikap kepemimpinan. Kepemimpinan adalah suatu sikap dimana seseorang dapat mempengaruhi sikap orang lain sesuai yang dikehendaki olehnya. Menjadi pemimpin yang baik harus mampu bertanggung jawab dan memastikan bahwa karyawan-karyawannya melakukan tugasnya secara efektif serta menjadi teladan bagi karyawan-karyawannya. Selain itu, sebagai seorang pemimpin, ia harus memikirkan peluang dan kemungkinan yang dapat dilakukan agar perusahaan yang ia pimpin dapat berkembang dan sukses.
2)   Manajemen Karyawan. Dilakukan dengan memastikan bahwa karyawan yang bekerja termotivasi dan selalu memberikan yang terbaik untuk pekerjaan mereka. Selain itu, seorang pemimpin perusahaan juga harus memperlakukan karyawannya dengan baik dengan menghormati mereka seperti manusia pada umumnya.
3)   Memberikan Motivasi bagi Karyawan. Motivasi sangat diperlukan bagi karyawan untuk meningkatkan kembali semangat bekerja yang mungkin memudar dikarenakan kejenuhan ketika bekerja. Selain itu, motivasi juga diberikan agar ia semakin giat dalam menjalankan tugasnya dengan baik. Jika karyawan semakin baik dalam bekerja, semakin banyak juga keuntungan yang diperoleh perusahaan.


Sedangkan, untuk membuat perusahaan saya terkenal, saya akan mengenalkan produk saya terlebih dahulu kepada rekan-rekan terdekat saya. Jika rekan-rekan saya menyukai produk yang saya buat, barulah saya memasarkannya lebih luas kepada masyarakat. Saya dapat memanfaatkan penggunaan teknologi internet, khususnya media sosial. Mengapa media sosial? Maraknya penjualan melalui media sosial sekarang ini, membuat saya untuk memilih memasarkan produk yang saya produksi melalui media sosial. Karena selain lebih cepat, media sosial lebih mudah dalam pemasaran suatu produk sehingga tidak membutuhkan biaya tambahan dalam produksinya. Media sosial yang dapat digunakan dalam pemasaran produk seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, Blogger, dll.

Jumat, 23 Mei 2014

Kesehatan Mental

Konsep Penyesuaian Diri yang Sehat


A.  Pengertian Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri (adjustment) merupakan suatu istilah yang sangat sulit didefinisikan karena:
(1)           Penyesuaian diri mengandung banyak arti
(2)         Kriteria untuk menilai penyesuaian diri tidak dapat dirumuskan secara jelas
(3)   Penyesuaian diri (adjustment) dan lawannya ketidakmampuan menyesuaiakan diri (malajustment) memiliki batas yang sama sehingga akan mengaburkan perbedaan keduanya.

Dengan demikian, apabila kita mau menghilangkan kekacauan atau salah pengertian mengenai penyesuaian diri maka kita harus menjelaskan konsep-konsep dasarnya. Karena kalau tidak maka kita tidak dapat melangkah lebih jauh untuk menentukan kriteria, syarat, dan prinsip-prinsipnya. Demikian juga halnya kalau kita mau memahami secara jelas tentang istilah-istilah yang berhubungan, seperti normalitas, abnormalitas dan ketidakmampuan menyesuaikan diri.

Untuk menjelaskan hal ini, kita dapat mengemukakan contoh berikut. Ada dua orang pemuda yan bernama Ahmad dan Udin, yang usianya sama dan berasal dari latar belakang sosio-ekonomis yang sama. Ahmad seorang pemuda yang bahagia, periang, memliki prestasi sekolah yang bagus, disukai oleh kawan-kawannya, sangat tertarik dengan olahraga dan kegemaran-kegemaran lain, sangat dibanggakan oleh keluarganya, dan ia telah memutuskan apa yang diinginkannya setelah tamat dari Sekolah Menengah dan masuk ke Perguruan Tinggi. Udin justru sebaliknya. Ia seorang yang murung, benci terhadap orang tuanya, iri terhadap saudara-saudaranya yang lain dalam keluarga, tidak tertarik kepada olah raga atau kegiatan-kegiatan sosial, dan hampir selalu tidak memiliki kawan. Ia sudah dua kali lari dari rumahnya dan prestasinya di sekolah sangat jelek. Udin mengalami gangguan emosional, orang yang sama sekali tidak mampu menyesuaikan diri dengan hampir setiap segi kehidupan. Ahmad dapat digambarkan sebagai orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik, dan ia dapat menginjak masa dewasa tanpa mengalami konflik, frustasi atau ketidakbahagiaan.

Apakah perbedaan di antara kedua anak muda ini? Dan apa sebabnya kita berkata bahwa Ahmad adalah orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik sedangkan Udin orang yang tidak mampu menyesuaikan diri? Apakah perbedaan itu terletak pada hubungan mereka dengan lingkungannya? Apakah itu hanya merupakan perasaan-perasaan pribadi mereka? Apakah itu hanya perbedaan jarak atau dalamnya antara minat dan tujuan mereka? Kita dapat berkata secara sangat sederhana bahwa penyesuaian diri didefinisikan dengan sejauh mana orang bergaul dengan baik dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain. Tetapi, ada kesulitan dengan konsep penyesuaian diri yang sangat sederhana ini. Cukup aneh, cara Udin yang kurang baik dalam mengadakan respons terhadap keadaan-keadaan dan orang-orang harus dianggap sebagai penyesuaian diri. Kebencian, perasaan iri, kemurungan, dan sebagainya adalah cara Udin menangani situasi-situasi yang berbeda. Meskipun cara-cara ini tidak diinginkan sebagai cara-cara bereaksi terhadap situasi-situasi, namun kualitasnya tetap dianggap sebagai kualitas penyesuaian diri.

Ini adalah hal yang sangat penting dalam mempelajari penyesuaian diri manusia. Bukan macamnya tigkah laku yang menentukan apakah orang dapat menangani proses penyesuaian diri, tetapi cara bagaimana tingkah laku itu digunakan. Apakah tuntutan-tuntutan dari dalam atau stres-stres dari lingkungan dihadapi dengan berdoa, kenakalan/kejahatan, simtom-simtom neurotik dan psikotik, tertawa, gembira, atau permusuhan, namun konsep penyesuaian diri dapat digunakan sejauh respons tersebut berfungsi untuk mereduksikan atau meringankan tuntutan-tuntutan yang dikenakan individu. Apabila respons-respons tersebut tidak efisien, merugikan kesejahteraan pribadi, atau patologik, maka respons-respons itu disebut sebagai respons-respons yang tidak mampu menyesuaikan diri (maladjustive).

B.  Definisi Penyesuaian Diri

Dari segi pandangan psikologi, penyesuaian diri memiliki banyak arti, seperti pemuasan kebutuhan, keterampilan dalam menangani frustasi dan konflik, ketenangan pikiran/jiwa, atau bahkan pembentukan simtom-simtom. Itu berarti belajar bagaimana bergaul dengan baik dengan orang lain dan bagaimana menghadapi tuntutan-tututan pekerjaan. Tyson menyebut hal-hal seperti kemampuan untuk beradaptasi, kemampuan berafeksi, kehidupan yang seimbang, kemampuan untuk mengambil keuntungan dari pengalaman, toleransi terhadap frustasi, humor, sikap yang tidak ekstrem, objektivitas, dan lain-lain (Tyson, 1951). Kita akan menemukan kualitas-kualitas lain ketika kita membicarakan kriteria mengenai penyesuaian diri dan kesehatan mental. Jelas, banyaknya sifat dari proses penyesuaian diri ini menimbulkan kesulitan untuk merumuskan suatu definisi yang singkat. Kita juga menghadapi kesulitan karena penyesuaian diri itu sendiri tidak bisa dikatakan baik atau buruk. Hanya dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri adalah cara individual atau khusus organisme dalam bereaksi terhadap tuntutan-tuntutan dari dalam atau situasi-situasi dari luar. Untuk beberapa orang mungkin reaksi ini biasa efisien, sehat, atau memuaskan, sementara untuk orang lain reaksi ini melumpuhkan, tidak efektif, atau bahkan patologik.

Karena penyesuaian diri itu sendiri tidak bisa dikatakan baik atau buruk maka kita tidak dapat mendefinisikannya dengan sangat sederhana, yaitu suatu proses yang melibatkan respons-respons mental dan tingkah laku yang menyebabkan individu berusaha menanggulangi kebutuhan-kebutuhan, tegangan-tegangan, frustasi-frustasi, dan konflik-konflik batin serta menyelaraskan tuntutan-tuntutan batin ini dengan tuntutsn-tuntutan yang dikenakan kepadanya oleh dunia dimana ia hidup. Dalam arti ini, kebanyakan respons cocok dengan konsep penyesuaian diri.

C.  Konsep Penyesuaian Diri yang Baik

Terhadap definisi umum yang dikemukakan di atas, kita akan bertanya, “Seperti apakah orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik itu?” Dengan kata lain, “Apakah itu penyesuaian diri yang baik?” Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik adalah orang yang memiliki respons-respons yang muatannya efisien, memuaskan, dan sehat. Sebaliknya, orang yang neurotik adalah orang yang sangat tidak efisien dan tidak pernah menangani tugas-tugas secara lengkap. Istilah “sehat” berarti respons yang baik untuk kesehatan, yakni cocok dengan kodrat manusia, dalam hubungannya dengan orang lain dan dengan tanggung jawabnya. Kesehatan merupakan ciri yang khas dalam penyesuaian diri yang baik.

Singkatnya, meskipun memiliki kekurangan-kekurangan kepribadian, orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dapat bereaksi secara efektif terhadap situasi-situasi yang berbeda, dapat memecahkan konflik-konflik, frustasi-frustasi, dan masalah-masalah tanpa menggunakan tingkah laku simtomatik. Karena itu, ia relatif bebas dari simtom-simtom, seperti kecemasan kronis, obsesi, atau gangguan-gangguan psikofisiologis (psikomatik). Ia menciptakan dunia hubungan antarpribadi dan kepuasan-kepuasan yang ikut menyumbangkan kesinambungan pertumbuhan kepribadian.

D.  Penyesuaian Diri sebagai Adaptasi

Erich Fromm dalam bukunya, Escape from Freedom, (Fromm, 1941) mengemukakan konsep adaptasi yang menarik dan berguna yang mendekati ide penyesuaian diri. Fromm membedakan apa yang dinamakannya adaptasi statis dan adaptasi dinamik. Ia menggunakan adaptasi statis untuk menyebutkan perubahan kebiasaan yang relatif sederhana, misalnya orang berpindah dari satu kota ke kota yang lain. Sedangkan adaptasi dinamik adalah situasi dimana seseorang menerima hal-hal meskipun menyakitkan, misalnya seorang anak laki-laki tunduk kepada perintah-perintah ayah yang keras dan mengancam. Fromm menafsirkan neurosis sebagai respon dinamik, yaitu adaptasi yang sama dengan penyesuaian diri. Demikian juga halnya penyusuaian diri sebagai sikap mempertahankan diri atau kelangsungan hidup dipakai untuk kesejahteraan fisik tetapi tidak dapat dipakai untuk penyesuaian diri dalam pengertian psikologis.

Sumber:
Semiun, Yustinus OFM. (2006). Kesehatan Mental 1 Pandangan Umum Mengenai Penyesuaian Diri dan Kesehatan Mental serta Teori-Teori yang TerkaitYogyakarta: Kanisius

Senin, 21 April 2014

Kesehatan Mental (Tugas 2)



  Kita semua pernah mengalami stres. Tetapi sebenarnya stres tidak selalu jelek. Stres dalam tingkat yang sedang itu perlu untuk menghasilkan kewaspadaan dan minat pada tugas yang ada, dan membantu orang melakukan penyesuaian. Stres yang jelek adalah stres yang terlalu kuat dan bertahan lama. Stres ini bisa mengganggu jasmani maupun rohani. Misalnya siswa yang mengalami stres terus menerus karena tuntutan belajar yang terlalu berat dan tidak sesuai dengan kemampuan.

    Stres yang terus menerus bisa juga timbul karena polusi udara dan kebisingan, kepadatan dan kemacetan lalu lintas, tindak kejahatan, beban kerja yang berlebihan. Stres berat juga bisa dialami seseorang karena kehilangan orang yang dicintai dalam kecelakaan atau bencana alam.

  • Pengertian Stres

        J. P. Chaplin dalam Kamus Lengkap Psikologi mendefinisikan stres sebagai satu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Hal senada diungkapkan dalam Atkinson (1983), stres terjadi ketika orang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka rasakan sebagai mengancam kesehatan fisik maupun psikologisnya. Keadaan sosial, lingkungan, dan fisikal yang menyebabkan stres dinamakan stresor. Sementara reaksi peristiwa tersebut dinamakan respon stres, atau secara singkat disebut stres.

       Menurut Lazzarus 1999 (dalam Rod Plotnik 2005: 481) “Stres adalah rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita menginterpretasikan atau menilai suatu situasi sebagai melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai.

  • Karakteristik Peristiwa Stres
        
        Sumber stres dapat berbeda-beda pada masing-masing individu, dan biasanya tampil dalam bentuk motif atau keinginan yang bertentangan. Berikut ini dikemukakan beberapa peristiwa yang merupakan sumber stres:

1)    Peristiwa Traumatik

Peristiwa traumatis adalah situasi bahaya di luar rentang pengalaman manusia yang lazim. Contoh: bencana alam, kecelakaan yang mengerikan, penyerangan fisik.

2)   Peristiwa yang tidak dapat dikendalikan

Peristiwa besar yang tidak dapat dikendalikan misalnya, kehilangan karena meninggalnya orang yang dicintai atau terserang penyakit serius. Sedang peristiwa ringan yang tidak dapat dikendalikan misalnya, tidak mendapatkan maaf dari teman, terlambat dalam suatu acara karena kemacetan lalu lintas, atau keberangkatan tertunda karena tiket pesawat habis. Salah satu alasan mengapa peristiwa yang tidak dapat dikendalikan itu menyebabkan stres adalah karena orang tidak mampu mengontrol terjadinya peristiwa itu.


  • Coping Stress

          Emosi dan rangsangan fisiologis yang ditimbulkan oleh situasi stres, sangat tidak nyaman. Ketidak-nyamanan tersebut memotivasi individu untuk melakukan sesuatu guna menghilangkannya. Proses yang ditempuh seseorang untuk menghadapai tuntutan yang menimbulkan stres dinamakan coping (kemampuan mengatasi masalah). Coping memiliki dua bentuk utama, yaitu:

1)    Strategi Terfokus Masalah

Strategi Terfokus Masalah atau disebut juga Problem Focus Coping, yaitu upaya seseorang untuk memfokuskan perhatian pada masalah atau situasi spesifik yang telah terjadi, sambil mencoba menemukan cara untuk mengubahnya atau menghindarinya.
Strategi yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah antara lain menentukan masalahnya, mencari pemecahan alternatif, menimbang-nimbang alternatif tersebut, dan memilih salah satunya dan mengimplementasikannya.

2)   Strategi Terfokus Emosi

Strategi Terfokus Emosi atau disebut juga Emotional Focus Coping, yaitu upaya untuk mencegah emosi negatif menguasai diri seseorang atau mencegah terjadinya masalah yang tidak dapat dikendalikan. Sebagian peneliti telah membagi cara-cara mengatasi emosi negatif menjadi strategi perilaku dan strategi kognitif (Moss, 1998 dalam Atkinson 1993:379)

a.    Strategi Perilaku, misalnya latihan fisik untuk beralih dari masalah. Seperti mencari kesibukan dengan berolahraga, berkumpul bersama teman-teman.

b. Strategi Kognitif, dilakukan antara lain dengan menyingkirkan untuk sementara pikiran tentang masalah tersebut, misalnya memutuskan untuk tidak mengkhawatirkan masalah tersebut. Strategi kognitif sering kali membutuhkan penilaian ulang terhadap situasi.

    Penelitian-penelitian lain mengklasifikasikan strategi-terfokus-emosi secara berbeda, menjadi:

a.    Strategi perenungan (rumanative strategies)

Strategi ini dilakukan antara lain dengan cara mengisolasi diri untuk merenungkan betapa buruknya perasaan kita, menguatirkan konsekuensi peristiwa stres, atau keadaan emosional kita, atau membicarakan berulang kali betapa buruknya segala sesuatu, tanpa mengambil tindakan untuk mengubahnya.

b.    Strategi pengalihan (distraction strategies)

Strategi ini ditempuh antara lain dengan melibatkan diri dalam aktivitas yang menyenangkan, dan mengingatkan perasaan kendali kita, misalnya melakukan kegiatan berolah raga yang menyenangkan, bermain dengan anak-anak, dll. Tujuan dari strategi pengalihan adalah menjauhkan diri dari pikiran negatif dan mendapatkan kembali rasa mampu menguasai masalah.

c.    Strategi penghindaran negatif (negative avoidant strategies)

Strategi ini adalah aktivitas yang dapat mengalihkan kita dari mood, tetapi berbeda dari strategi pengalihan. Bedanya adalah bahwa strategi pengalihan negatif merupakan aktivitas beresiko yang mungkin malah memperberat mood.


  • Kepribadian Sehat, menurut:


1)   Carl Rogers

    Teori Carl Rogers berkembang dari pendekatannya terhadap psikoterapi dan perubahan perilaku yang berpusat pada klien. Ia yakin bahwa kekuatan dasar yang memotivasi manusia adalah kecenderungan untuk beraktualisasi suatu kecenderungan ke arah pemenuhan atau aktualisasi semua potensi atau kapasitas organisme. Rogers tidak menolak adanya kebutuhan lain misalnya kebutuhan biologis, tetapi semua kebutuhan itu terarah pada motivasi untuk mengaktualisasikan dirinya. Keyakinan ini mendorong dia untuk menjadikan aktualisasi diri sebagai dasar terapi yang dilakukannya yakni terapi yang terpusat pada klien (client-centered). Metode terapi ini didasarkan pada pendapat bahwa semua individu memiliki motivasi dan kemampuan untuk berubah.

    Diri atau konsep diri penting dalam teori ini. Diri itu mencakuo semua ide, persepsi dan nilai-nilai yang mengarakterisasi “saya” atau “aku” dan ini mencakup “siapa saya” dan “apa yang dapat saya lakukan”. Selanjutnya diri dan konsep diri memengaruhi persepsi seseorang tentang dunia dan perilakunya. Diri yang lain dalam teori Rogers adalah diri ideal, yaitu konsep diri seperti yang diinginkan oleh seorang individu.

2)  Gordon W. Allport

   Allport mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi dinamis dari sistem psikofisik seseorang yang menentukan perilaku dan pikiran dari orang tersebut. Orang yang sehat secara psikologis kebanyakan termotivasi oleh proses yang disadari; mempunyai perluasan atas rasa tentang diri; berhubungan dengan penuh kasih sayang dengan orang lain;  menerima diri mereka apa adanya; mempunyai persepsi realistis mengenai dunia; serta memiliki wawasan, humor, dan filosofi kehidupan yang menyeluruh. Allport mendukung suatu posisi yang proaktif, yaitu penekanan pandangan bahwa manusia mempunyai kemampuan yang besar atas kontrol yang sadar mengenai hidup mereka.

  Dalam struktur kepribadian, Allport membedakan antara sifat umum dan sifat individual. Sifat umum adalah karakteristik yang umumnya dimiliki oleh banyak orang, sifat ini dapat bermanfaat untuk membandingkan satu orang dengan yang lainnya. Sifat individual (disposisi personal) adalah sesuatu yang khusus dimiliki seseorang dan mempunyai kapasitas untuk mengartikan stimulus yang berbeda, yang setara secara fungsional, serta untuk memulai dan mengarahkan perilaku. Tiga tahapan disposisi personal adalah:
a.     Disposisi pokok, yang hanya dimiliki oleh beberapa orang dan yang snagat jelas, sehingga tidak dapat disembunyikan
b.      Disposisi sentral, 5-10 karakteristik yang membuat seseorang menjadi khas (unik)
c.  Disposisi sekunder, yang lebih tidak dapat dibedakan, namun terdapat dalam jumlah yang lebih banyak dibanding disposisi sentral.


Sumber:
Feist, J & Feist, G. (2013). Teori Kepribadian (Theoriesof Personality) Edisi 7.
Jakarta: Salemba Humanika

Basuki, Heru. A. M. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Gunadarma

Senin, 24 Maret 2014

Kesehatan Mental



Konsep Kesehatan

Menurut Undang-Undang RI. No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup secara produktif secara sosial dan ekonomi.
Menurut WHO, kesehatan adalah kondisi dinamis meliputi kesehatan jasmani, rohani, sosial, dan tidak hanya terbebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Dikatakan sehat secara fisik adalah orang tersebut tidak memiliki gangguan apapun secara klinis. Fungsi organ tubuhnya berfungsi secara baik, dan dia memang tidak sakit. Sehat secara mental/psikis adalah sehatnya pikiran, emosional, maupun spiritual dari seseorang. Ada suatu kasus seseorang yang memeriksakan kondisi badannya serba tidak enak, akan tetapi secara klinis/hasil pemeriksaan dokter menunjukan bahwa orang tersebut tidak sakit, hal ini bisa disebabkan karena orang tersebut mengalami gangguan secara mental/psikis yang mempengaruhi keadaan fisiknya. Contoh orang yang sehat secara mental adalah tidak autis, tidak stress, tidak mengalami gangguan jiwa akut, tidak mempunyai masalah yang berhubungan dengan kejiwaan, misalnya kleptomania, psikopat, dan lain-lain. Penderita penyakit hati juga merupakan contoh dari orang yang tidak sehat mentalnya, karena tidak ada seorang dokter bedah jantung sekalipun yang bisa menghilangkan poenyakkit ini dengan peralatan bedahnya.
Sedangkan dikatakan sehat secara sosial adalah kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungan di mana ia tinggal. Contoh orang yang tidak sehat sosial diantaranya adalah seorang Wanita Tuna Susila (WTS). Kemudaian orang dengan katagori sehat secara ekonomi adalah orang yang produktif, produktifitasnya mengantarkan ia untuk bekerja dan dengan bekerja ia akan dapat menunjang kehidupan keluarganya.

Sejarah Perkembangan Kesehatan

Setelah Perang Dunia II, perhatian masyarakat mengenai kesehatan jiwa semakin bertambah. Kesehatan mental bukan suatu hal yang baru bagi peradaban manusia. Pepatah Yunani tentangmens sana in confore sano merupakan satu indikasi bahwa masyarakat di zaman sebelum masehi pun sudah memperhatikan betapa pentingnya aspek kesehatan mental. Yang tercatat dalam sejarah ilmu, khususnya di bidang kesehatan mental, kita dapat memahami bahwa gangguan mental itu telah terjadi sejak awal peradaban manusia dan sekaligus telah ada upaya-upaya mengatasinya sejalan dengan peradaban. Untuk lebih lanjutnya, berikut dikemukakan secara singkat tentang sejarah perkembangan kesehatan mental.

Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental

Seperti juga psikologi yang mempelajari hidup kejiwaan manusia, dan memiliki usia sejak adanya manusia di dunia, maka masalah kesehatan jiwa itupun telah ada sejak beribu-ribu tahun yang lalu dalam bentuk pengetahuan yang sederhana. Beratus-ratus tahun yang lalu orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah syaitan-syaitan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat. Namun, lambat laun ada usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya ini. Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris adalah salah satu contoh orang yang berjasa dalam mengatasi dan menanggulangi orang-orang yang terkena penyakit mental. Masa-masa Pinel dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan.
Masa selanjutnya adalah masa ilmiah, dimana tidak hanya praksis yang dilakukan tetapi berbagai teori mengenai kesehatan mental dikemukakan. Masa ini berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan alam di Eropa. Dorothea Dix merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang gila. Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19.
Tokoh lain yang banyak pula memberikan jasanya pada ranah kesehatan mental adalah Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara penyembuhan atau pengobatan dalam asylum-asylum tersebut. Sering ia didera dengan pukulan-pukulan dan jotosan-jotosan, dan menerima hinaan-hinaan yang menyakitkan hati dari perawat-perawat yang kejam. Dan banyak lagi perlakuan-perlakuan kejam yang tidak berperi kemanusiaan dialaminya dalam rumah sakit jiwa tersebut. Setelah dirawat selama dua tahun, beruntung Beers bisa sembuh.
Di dalam bukunya A Mind That Found Itself, Beers tidak hanya melontarkan tuduhan-tuduhan terhadap tindakan-tindakan kejam dan tidak berperi kemanusiaan dalam asylum-asylum tadi, tapi juga menyarankan program-program perbaikan yang definitif pada cara pemeliharaan dan cara penyembuhannya. Pengalaman pribadinya itu meyakinkan Beers bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan pada banyak peristiwa dapat disembuhkan pula. Oleh keyakinan ini ia kemudian menyusun satu program nasional, yang berisikan:
1.      Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental.
2.     Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap lebih inteligen dan lebih human atau berperikemanusiaan terhadap para penderita penyakit emosi dan mental.
3.     Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya.
4.     Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.

William James dan Adolf Meyer, para psikolog besar, sangat terkesan oleh uraian Beers tersebut. Maka akhirnya Adolf Meyer-lah yang menyarankan agar Mental Hygiene dipopulerkan sebagai satu gerakan kemanusiaan yang baru. Dan pada tahun 1908 terbentuklah organisasiConnectitude Society for Mental Hygiene. Lalu pada tahun 1909 berdirilah The National Committee for Mental Hygiene, dimana Beers sendiri duduk di dalamnya hingga akhir hayatnya.

Teori Kepribadian Sehat, menurut:

a) Psikoanalisa

Teori kepribadian dengan pendekatan psikodinamika sangat dipengaruhi oleh Sigmund Freud (1856-1939), Bapak Psikoanalisa yang sangat terkenal. Aliran ini melihat dari sisi negatif individu, masa lalu, analisis mimpi (jalan istimewa menuju ketidaksadaran), dan juga alam bawah sadar, yang tersusun dari 3 sistem pokok yaitu: id, ego, dan superego.
  • Id: Merupakan sistem kepribadian yang asli dan merupakan sumber energi utama bagi hidup manusia. Id merupakan rahim tempat ego dan superego berkembang. Freud menyebut id “kenyataan psikis yang sebenarnya”, karena id mempresentasikan dunia batin pengalaman subjektif dan tidak mengenal kenyataan objektif. Id terdiri dari dorongan-dorongan biologis dasar seperti kebutuhan makan, minum, seks, dan agresifitas. Dalam Id terdapat dua jenis energi yang saling bertentangan dan sangat mempengaruhi kehidupan individu, yaitu insting kehidupan dan insting mati. Dorongan-dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan, dan dalam pemuasannya Id selalu berupaya menghindari pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan (prinsip kesenangan atau Pleasure Principle).
  • Ego: Ego merupakan energi yang mendorong untuk mengikuti prinsip kenyataan. Ego menjalankan fungsi pengendalian agar upaya pemuasan dorongan Id itu realistis atau sesuai dengan kenyataan. Misalnya orang yang lapar harus mencari, menemukan, dan memakan makanan sampai tegangan karena merasa lapar dapat dihilangkan.
  • Superego: Sistem kepribadian ketiga dan yang terakhir dikembangkan adalah superego. Superego adalah gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat yang ditanamkan oleh adapt istiadat, agama, orangtua, guru, dan orang lain kepada anak. Karena itu pada dasrnya superego adalah hati nurani seseorang yang menilai benar atau salahnya tindakan seseorang. Itu berarti superego mewakili nilai-nilai ideal dan selalu berorientasi pada kesempurnaan.

Freud juga membagi aktivitas mental individu dalam beberapa tingkatan berdasarkan sejauh mana individu menyadari gejala-gejala psikis yang timbul, yaitu: Tingkat sadar atau kesadaran (conscious level)

Pada tingkat ini aktivitas mental dapat disadari setiap saat seperti berpikir, persepsi, dan lain-lain.
1. Tingkat prasadar (preconscious level)
Pada tingkat ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis yang timbul bias disadari hanya apabila individu memperhatikannya, misalnya memori, pengetahuan-pengetahuan yang telah dipelajari, dan lain-lain.

2. Tingkat tidak disadari (unconscious level)
Pada tingkat ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis tidak disadari oleh individu. Gejala-gejala ini muncul misalnya dalam dorongan-dorongan immoral, pengalaman-pengalaman yang memalukan, harapan-harapan yang irasional, dorongan-dorongan seksual yang tidak sesuai dengan norma masyarakat, dan lain-lain.

3. Tingkat tidak disadari inilah yang merupakan objek studi psikoanalisa. Dikatakan Freud pada tahun 1942: “tujuan utama psikoanalisa sebenarnya tidak lebih dari mencapai dan dapat mengungkap kehidupan mental yang tidak disadari”. Teori Freud sendiri kemudian banyak mengalami perkembangan baik oleh dirinya sendiri maupun oleh para pengikutnya seperti: Alfred Adler, Karen Horney, Erich Fromm, dan lain-lain. Perubahan penting yang dilakukannya sendiri adalah konsep libido. Awalnya libido dianggap berasal dari dorongan seksual semata, tetapi akhirnya Freud berpendapat bahwa libido merupakn dorongan kehidupan yang jauh lebih luas daripada dorongan seksual semata. Karen Horney dan Erich Fromm menekankan pentingnya pengaruh lingkungan social terhadap perkembangan kepribadian individu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa menurut aliran psikoanalisa manusia bersifat terbatas, yaitu mengabaikan potensi-potensi yang dimiliki manusia. Manusia dilihat dari sisi sakit, yaitu bahwa kodrat manusia bersifat negatif (neurotics dan psikotis), dan juga kodrat manusia digambarkan pesimistis, yaitu manusia adalah korban dari tekanan-tekanan biologis dan juga konflik-konflik pada masa kanak-kanak.

    b)    Behavioristik

Behaviorisme merupakan sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh J.B.Watson. Sama halnya dengan psikoanalisis, behaviorisme juga merupakan aliran yang revolusioner, kuat dan berpengaruh serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Selain Watson ada beberapa orang yang dipandang sebagai tokoh behaviorsime, diantaranya adalah Ivan Pavlov, E.L. Thorndika, B.F. Skinner, dll. Namun demikian bila orang berbicara kepribadian atas dasar orientasi behevioristik maka nama yang senantiasa disebut adalah Skinner mengingat dia adalah tokoh behaviorisme yang paling produktif dalam mengemukakan gagasan dan penelitian, paling berpengaruh, serta paling berani dan tegas dalam menjawab tantangan dan kritik-kritik atas behaviorisme (Koeswara, 2001 : 69).
Paradigma yang dipakai untuk membangun teori behavioristik adalah bahwa tingkah laku manusia itu fungsi stimulus, artinya determinan tingkah laku tidak berada di dalam diri manusia tetapi bearada di lingkungan (Alwisol,2005 : 7). Pavlov, Skinner, dan Watson dalam berbagai eksperimen mencoba menunjukkan betapa besarnya pengaruh lingkungan terhadap tingkah laku. Semua tingkah laku termasuk tingkah laku yang tidak dikehendaki, menurut mereka, diperoleh melalui belajar dari lingkungan.
Prinsip-Prinsip Teori Behaviorisme:
  •    Obyek psikologi adalah tingkah laku.
  •    Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek.
  •    Mementingkan pembentukan kebiasaan.

     c)    Humanistik

Istilah psikologi humanistik (Humanistic Psychology) diperkenalkan oleh sekelompok ahli psikologi yang pada awal tahun 1960-an bekerja sama di bawah kepemimpinan Abraham Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori yang sangat berpengaruh atas pemikiran intelektual dalam psikologi. Kedua teori yang dimaksud adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga” (a third force).
Meskipun tokoh-tokoh psikologi humanistik memiliki pandangan yang berbeda-beda, tetapi mereka berpijak pada konsepsi fundamental yang sama mengenai manusia, yang berakar pada salah satu aliran filsafat modern, yaitu eksistensialisme. Manusia, menurut eksistensialisme adalah hal yang mengada-dalam dunia (being-in-the-world), dan menyadari penuh akan keberadaannya (Koeswara, 2001 : 113).
Eksistensialisme menolak paham yang menempatkan manusia semata-mata sebagai hasil bawaan ataupun lingkungan. Sebaliknya, para filsuf eksistensialis percaya bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih tindakan, menentukan sendiri nasib atau wujud dari keberadaannya, serta bertanggung jawab atas pilihan dan keberadaannya.Psikologi humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu:
  • Psikologi humanistik menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk memahami sifat dan keadaan manusia.
  • Psikologi humanistik menawarkan pengetahuan yang luas akan kaidah penyelidikan dalam bidang tingkah laku manusia.
  • Psikologi humanistik menawarkan metode yang lebih luasakan kaidah-kaidah yang lebih efektif dalam dalam pelaksanaan psikoterapi
       d)     Abraham Maslow

Dalam teori kepribadian sehat menurut Maslow, ada beberapa point yang dijabarkan tentang pendekatan Maslow terhadap kepribadian. Dia percaya bahwa menyelidiki kesehatan psikologis, satu-satunya tipe orang yang dipelajari ialah orang yang sangat sehat. Berikut ini dijelaskan konsep menurut Abraham Maslow kesehatan mental yang meliputi :

Hierarki kebutuhan manusia

Kita didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal yang dibawa sejak lahir yang tersusun dalam suatu tingkat dari yang paling kuat sampai yang paling lemah. Ibarat suatu tangga, kita harus meletakkan kaki pada anak tangga pertama sebelum berusaha mencapai anak tangga kedua, dan seterusnya, sampai kita mampu naik pada tingkat yang paling tinggi. Dan kebutuhan-kebutuhan itu adalah:
1.     Kebutuhan Fisiologis. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap makanan, air, udara, tidur, seks dan pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan itu sangat penting untuk kelangsungan hidup. Dan juga kebutuhan ini merupakan yang terkuat dan sifatnya amat penting dari semua kebutuhan.
2.     Kebutuhan Akan Rasa Aman. Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi kebutuhan-kebutuhan akan jaminan, stabilitas, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan. Kebutuhan akan rasa aman juga merupakan kebutuhan untuk mendapatkan perlindungan agar dapat melangsungkan hidup dengan baik.
3.     Kebutuhan Akan Memiliki Cinta dan Kasih. Kebutuhan ini semacam layak untuk mendapatkan rasa cinta dan kasih sayang terhadap orang lain, baik seperti orang tua, kakak, adik, sahabat, ataupun saudara dengan tujuan agar merasakan perasaan memiliki. Kita memuaskan kebutuhan-kebutuhan kita akan cinta dengan membangun suatu hubungan akrab dan penuh perhatian, dan dalam hubungan ini memberi dan menerima cinta adalah sama pentingnya.
4.     Kebutuhan Akan Penghargaan. Yaitu penghargaan yang berasal dari orang lain dan juga terhadap diri sendiri. Penghargaan yang berasal dari orang lain (dari luar) misalnya popularitas ataupun keberhhasilan dalam masyarakat. Ada banyak cara juga supaya orang lain bisa menghargai kita, menurut saya apabila dengan cara yang negatif, kita bisa saja memamerkan serta gengsi kita dengan apa yang kita miliki, seperti mengendarai mobil mewah yang kita miliki, membeli rumah besar, dsb. Kita tidak dapat menghargai diri kita jika kita tidak mengetahui kita apa dan siapa.
5.     Aktualisasi diri. Apabila kita telah memuaskan semua kebutuhan diatas, maka kita didorong oleh kebutuhan yang paling tinggi, yaitu aktualisasi diri. Aktualisasi diri dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita. Kita harus bisa menjadi menurut potensi yang kita miliki. Maslow menyebutkan apabila kita dapat memuaskan kebutuhan kita dari tingkat yang rendah, kita masih merasa aman secara fisik maupun emosional, mempunyai rasa memiliki dan juga merasa bahwa kita adalah diri yang berharga. Namun apabila kita gagal dalam tahap aktualisasi diri ini, maka kita akan merasa kecewa, tidak tenang dan tidak puas. Dengan begitu, kita tidak akan berada dalam damai pada diri kita sendiri dan tidak bisa dikatakan bahwa kita sehat secara psikologis.

Kepribadian yang sehat menurut Maslow

Seperti yang disebutkan diatas, menurut Maslow jika tingkat kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat terpenuhi, maka kita tidak bisa disebut sebagai manusia yang sehat secara psikologis. Maslow juga menyebutkan bahwa orang yang sehat adalah orang mampu mengaktualisasikan diri mereka dengan baik dan imbang, mereka juga dapat memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi yaitu memenuhi potensi-potensi yang mereka miliki serta mengetahui dan memahami dunia sekitar mereka. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri itu tidak berjuang, tetapi mereka berusaha, Maslow menyebut teori ini dalam “metamotivation”. Ia juga menulis “Motif yang paling tinggi ialah tidak didorong dan tidak berjuang”, itu berarti memang orang yang mampu mengaktualisasikan diri tidak berjuang melainkan berusaha.

Menurut Maslow, syarat untuk mencapai aktualisasi diri adalah memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tadi telah disebutkan, yaitu memuaskan hierarki empat kebutuhan yang ada, diantaranya yang pertama adalah kebutuhan akan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, cinta kasih, serta penghargaan diri. Kebutuhan ini harus terpenuhi sebelum timbul kebutuhan akan aktualisasi diri. Kita juga tidak membutuhkan kebutuhan-kebutuhan tersebut dalam waktu yang sama, akan tetapi dapat membutuhkannya dalam waktu yang berbeda. Hanya kebutuhan yang sangat penting yang akan dirasakan pada saat bersamaan dan dalam setiap momen tertentu.


Sumber:



http://irapermatasari01.blogspot.com/2012/04/teori-kepribadian-sehat-abraham-maslow_23.html