Total Tayangan Halaman

Jumat, 20 November 2015

Softskill 2: Sistem Informasi Berbasis Komputer

Sistem Informasi Berbasis Komputer


1.     Jelaskan pengertian sistem informasi berbasis komputer dari berbagai sumber. Minimal 3 sumber!
a.   Menurut Wahyono (2004) Sistem informasi berbasis komputer merupakan sistem pengolah data menjadi sebuha informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan.
b.   Sistem Informasi Berbasi Komputer (CBSI) adalah sumber daya konseptual yang cara pengelolaannya dengan mengubah menjadi simbol-simbol yang memiliki nilai sehingga dapat dikalkulasi. Dan cara pengelolaanya dengan menggunakan bantuan mesin, dalam hal ini komputer.
c.   Sistem berbasis komputer adalah sistem yang komponen-komponennya atau subsistem-subsistemnya terdiri dari orang, perangkat keras (hardware) komputer, perangkat lunak (software) komputer, basis data, prosedur, dan dokumentasi. Keenam komponen tersebut merupakan dasar pembentuk sistem berbasis komputer, dan komponen ke-3, ke-4, ke-5, dan ke-6 tersebut merupakan hasil aktifitas rekayasa perangkat lunak (software engineering).

2.    Jelaskan macam-macam sistem informasi berbasis komputer di bawah ini
a.    Fokus data (SIA/EDP):
1)    Karakteristik SIA
a)    Melaksanakan tugas yang diperlukan
b)   Berpegang pada prosedur yang relatif standar
c)    Menangani data yang rinci
d)   Terutama berfokus historis
e)   Menyediakan informasi pemecahaan masalah yang minimal
b.    Fokus informasi (SIM)
1)    Sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi pemakai dengan kebutuhan yang serupa (Raymond McLeod)
2)   Integrasi manusia/mesin guna menyediakan informasi untuk mendukung fungsi operasional manajemen&pengambilan keputusan pada suatu organisasi (Gordon B. Davis)
c.    Fokus pada sistem pendukung keputusan (SPK)
1)  Definisi: Sistem komputer yang interaktif yang membantu pembuatan keputusan dalam menggunakan&memanfaatkan data&model untuk memecahkan masalah yang tidak terstruktur.
2)   Tujuan:
a)   Memberikan dukungan untuk pembuatan keputusan pada masalah yang semi/tidak terstruktur.
b)  Memberikan dukungan pembuatan keputusan kepada manajer pada semua tingkat untuk membantu integrasi antar tingkat.
c)    Meningkatkan efektifitas manajer dalam pembuatan keputusan & bukan peningkatan efisiennya.
d.    Fokus pada komunikasi (otomatis kantor)
1) Definisi: Semua sistem elektronik formal & informal terutama yang berkaitan dengan komunikasi informal ke dan dari orang-orang di dalam maupun di luar perusahaan.
2)  Fungsi: Untuk memudahkan jenis komunikasi baik lisan maupun tulisan & menyediakan informasi yang lebih baik untuk pengambilan keputusan.
e.    Fokus pada konsultan (sistem pakar)
1)    Definisi: Program komputer yang berfungsi seperti manusia yaitu memberi konsultasi kepada pemakai mengenai cara pemecahan masalah.
2)   Komponen ES :
a)    User interface
b)   Knowledge interface
c)    Interface engine
d)   Development engine

3.    Jelaskan apa yang dimaksud dengan:
a.    Pemrosesan Batch
Batch Processing adalah suatu model pengolahan data, dengan menghimpun data terlebih dahulu, dan diatur pengelompokkan datanya dalam kelompok-kelompok yang disebut batch. Tiap batch ditandai dengan identitas tertentu, serta informasi mengenai data-data yang terdapat dalam batch tersebut. Setelah data-data tersebut terkumpul dalam jumlah tertentu, data-data tersebut akan langsung diproses.
b.    Pemrosesan Online
Transaksi yang segera masuk, diproses dan prosesnya real time, dan transaksinya segera dibukukan.
c.    Sistem Realtime
Mekanisme pengontrolan, perekaman data, pemrosesan yang sangat cepat sehingga output yang dihasilkan dapat diterima dalam waktu relatif sama.

4.    Apa yang maksud dengan database!
Database atau basis data adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer yang dapat diolah atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak (program aplikasi) untuk menghasilkan informasi. Pendefinisian basis data meliputi spesifikasi berupa tipe data, struktur data dan juga batasan-batasan data yang akan disimpan. Basis data merupakan aspek yang sangat penting dalam sistem informasi dimana basis data merupakan gudang penyimpanan data yang akan diolah lebih lanjut. Basis data menjadi penting karena dapat mengorganisasi data, menghidari duplikasi data, hubungan antar data yang tidak jelas dan juga update yang rumit.

5.    Buatkan konsep dan struktur database beserta contoh DBMSnya dalam memecahkan masalah (dalam psikologi)!

Sumber:



Jumat, 23 Oktober 2015

SOFTSKILL: SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI

SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI


1.       Berikan penjelasan tentang Sistem Informasi menurut berbagai sumber! Minimal 3 sumber
a.      Menurut John F. Nash (1995:8) yang diterjemahkan oleh La Midjan dan Azhar Susanto, menyatakan bahwa Sistem Informasi adalah:
Sistem Informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atas transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat.
b.      Menurut John F. Nash dan Martil B. Robert (1988:35) yang diterjemahkan oleh Jugianto H.M, menyatakan bahwa:
Sistem Informasi adalah kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi pentingm, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal.
c.       Sedangkan menurut Henry Lucas (1988:35) yang diterjemahkan oleh Jugianto H. M, menyatakan bahwa:
Sistem Informasi adalah suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang diorganisasikan, bilamanadieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian didalam organisasi.

2.       Berikan pengertian tentang Sistem Informasi Psikologi! Dan berikan contoh penggunaan Sistem Informasi dalam Psikologi! (Bisa dalam bentuk referensi website atau aplikasi Dekstop. Tampilkan screenshot dari Sistem Informasi tsb)

Sistem informasi psikologi adalah suatu bidang kajian ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara ilmu psikologi itu sendiri dalam kaitannya dengan penggunaan komputer dan aplikasinya dalam bidang psikologi. Sistem informasi psikologi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi-informasi yang berkaitan dengan ilmu psikologi yang dapat dijadikan untuk meningkatkan penguna dalam pengambilan suatu keputusan terhadap penelitian, perencana, dan pengelolaan. Contoh penggunaan Sitem Informasi Psikologi yakni, pada perusahaan-perusahaan yang banyak menggunakan software tentang alat tes agar waktu yang digunakan dalam menyeleksi calon karyawan baru lebih cepat dan efisien, serta tidak membuang tenaga para penyeleksinya juga.
Contohnya: TES MBTI ONLINE.


Tes Kepribadian MBTI adalah psikotes yang bertujuan untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian seseorang dalam lingkungannya. Gambar-gambar tersebut merupakan screenshot contoh dari kegunaan sistem informasi dalam bidang psikologi. Untuk menggunakan tes MBTI secara online dapat mengunjungi: http://www.jatikomputer.com/2015/08/tes-kepribadian-mbti-online.html

3.      Berikan penjelasan tentang Arsitektur Komputer!
Pengertian arsitektur komputer adalah dapat dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus sebagai suatu seni mengenai cara interkoneksi antara berbagai komponen perangkat keras atau hardware untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang dapat memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan juga target biayanya. Dalam bidang teknik komputer, definisi arsitektur komputer adalah suatu konsep perencanaan dan juga struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer atau ilmu yang bertujuan untuk perancangan sistem komputer.
Arsitektur von Neumann (atau Mesin Von Neumann) adalah arsitektur yang diciptakan oleh John von Neumann [1903 – 1957]. Arsitektur ini digunakan oleh hampir pada semua komputer pada saat ini. Arsitektur Von Neumann ini menggambarkan komputer dengan 4 (empat) bagian utama, yaitu: Unit Aritmatika & Logis (ALU), unit kontrol, memori, & alat masukan & hasil (secara kolektif dinamakan I/O). Bagian tersebut dihubungkan oleh berkas kawat, “bus”.
Arsitektur komputer ini mengandung 3 (tiga) sub-kategori, diantaranya meliputi:
·         Set intruksi (ISA).
·         Arsitektur mikro dari ISA, dan juga
·        Sistem desain dari semua atau seluruh komponen dalam perangkat keras (hardware) komputer ini.

4.      Berikan penjelasan tentang Struktur Kognitif Manusia!
Pendekatan ini di dasarkan pada asumsi atau keyakinan bahwa kemampuan kognitif merupakan sesuatu yang fundamental dan yang membimbing tingkah laku anak. Ada tiga model perkembangan kognitif ini, yakni:
a.         Model dari Piaget
Piaget berpendapat bahwa perkembangan manusia dapat di gambarkan dalam konsep fungsi dan struktur. Fungsi merupakan mekanisme biologis bawaan yang sama bagi setiap orang atau kecendrungan-kecendrungan biologis untuk mengorganisasi pengetahuan kedalam struktur kognisi, dan untuk beradaptasi kepada berbagai tantangan lingkungan. Tujuan dari fugsi-fungsi itu adalah menyusun struktur kognitif internal. Sementara struktur merupakan intereasi (saling berkaitan) sistem pengetahuan yang mendasari dan membimbing tingkah laku inteligen. Struktur kognitif diistilahkan dengan konsep skema, yakitu seperangkat keterampilan, pola-pola kegiatan yang fleksibel yang denganya anak memahami lingkungan. Skema memiliki dua elemen, yaitu: (a) objek yang ada dilingkugan dan (b) reaksi anak sebagai objek.
Menurut Wasty Soemanto (1984), skema ini berhubungan dengan (a) refleks: bernapas, makan, dan minum; dan (b) skema mental: skema klasifikasi (pola tingkah aku yang masih sulit diamati). Dalam membahas fungsi-fugsi, Piaget mengelompokkannya sebagai berikut:
1)       Organisasi, yang merujuk pada fakta bahwa semua struktur kognitif berinterelasi, dan berbegai pengetahuan baru harus diselaraskan ke dalam system yang ada.
2)      Adaptasi, yang merujukkan pada kecendrungan organisme untuk menyelaraskan dengan lingkungan. Adaptasi ini terdiri atas dua subproses: (a) Asimilasi, yaitu kecenderungan untuk memehami pengalaman baru berdasarkan pengetahuan yang telah ada; (b) Akomodasi, yaitu perubahan struktur kognitif krena pengalaman baru. Keadaan saling mempengaruhi antara asimilasi dan akomodasi melahirkan konsep konstruktifisme, yaitu bahwa anak secara aktif menciptakan pengetahuan, dalam arti anak tidak hanya menerima pengetahuan secara pasif dari lingkungan.

5.      Jelaskan keterkaitan antara Struktur Kognisi Manusia dengan Arsitektur Komputer!
Struktur kognisi manusia dengan komputer memiliki proses yang hampir sama yaitu sama-sama memproses informasi atau data yang masuk. Informasi masuk melalui otak pada manusia, sedangkan dalam komputer biasa disebut dengan input, saat memproses informasi otak juga melakukan aktivitasnya yaitu memproses informasi yang masuk, jika pada komputer biasa disebut dengan storage, dan pada manusia dalam mengeluarkan informasi juga diproses oleh kognisi atau otak yang dalam komputer biasa disebut output. Arsitektur komputer sendiri merupakan hasil dari kreativitas-kreativitas manusia yang menggunakan kognisi nya dalam menciptakan arsitektur komputer, sehingga arsitektur komputer dan kognisi manusia itu saling terkait satu sama lainnya.

6.      Berikan penjelasan tentang kelebihan dan kelemahan Arsitektur Komputer dibandingkan dengan Struktur Kognitif Manusia!
Robert L. Solso, Otto H. Maclin, dan M. Kimberly Maclin (2007) menyatakan bahwa walaupun komputer memiliki banyak kelebihan, namun komputer juga memiliki banyak kekurangan dibandingkan dengan kognitif manusia, yaitu:
Kelebihan: Pada umumnya komputer dapat melakukan operasi matematika dan logika dengan sangat cepat. Komputer dapat menguji model-model kognitif dengan sumber daya ruang dan waktu yang lebih hemat. Dalam waktu yang sama, komputer dapat melakukan ribuan simulasi dan menghasilkan ribuan data, dan lain-lain.
Kelemahan: Komputer tidak memiliki emosi seperti manusia. Komputer tidak dapat melakukan generalisasi. Komputer tidak mampu memahami pola-pola yang kompleks. Komputer tidak mampu membuat kesimpulan. Manusia lebih unggul dalam mengenali wajah, dan lain-lain

SUMBER:
ana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../SISTEM+INFORMASI.ppt
file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR.../TEORI_PERKEMBANGAN.pdf

Rabu, 22 April 2015

PSIKOTERAPI (ARTIKEL 6)

PERSON CENTERED THERAPY (Part 1)
Konsep Dasar


§    Pandangan tentang sifat manusia
Pandangan client-centered tentang sifat manuisa menolak konsep tentang kecenderungan-kecenderungan negatif dasar. Pandangan tentang manusia yang positif ini memiliki implikasi-implikasi yang berarti bagi praktek terapi client-centered. Berkat pandangan filosofis bahwa individu memiliki kesanggupan yang inheren untuk menjauhi maladjustment menuju keadaan psikologis yang sehat, terapis meletakkan tanggung jawab utamanya bagi proses terapi pada klien. Model client-centered menolak konsep yang memandang terapis sebagai otoritas yang mengetahui yang terbaik dan yang memandang klien sebagai manusia pasif yang hanya mengikuti perintah-perintah terapis. Oleh karena itu, terapi client-centered berakar pada kesanggupan klien untuk sadar dan membuat keputusan.

§    Ciri-Ciri pendekatan Client-Centered
a.    Pendekatan client-centered difokuskan pada tanggung jawan dan kesanggupan klien untuk menemukan cara-cara menghadapi kenyataan secara lebih penuh
b.  Pendekatan client-centered menekankan dunia fenomenal klien
c.   Prinsip-prinsip terapi client-centered diterapkan pada individu dengan taraf psikologisnya yang relatif normal maupun pada individu yang derajat penyimpangan psikologisnya lebih besar



§    Unsur-Unsur Terapeutik
a.    Tujuan terapeutik
Tujuan dasar dari terapi ini adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha membantu klien untuk menjadi seorang pribadi yang berfungsi penuh. Guna mencapai tujuan terapeutik tersebut, terapis perlu mengusahakan agar klien bisa memahami hal-hal yang ada dibalik topeng yang dikenakannya.
b.   Fungsi dan Peran Terapis
Peran terapis berakar pada cara-cara keberadaannya dan sikap-sikapnya, bukan pada penggunaan teknik-teknik yang dirancang untuk menjadikan klien“berbuat sesuatu”. Terapis harus bersedia menjadi nyata dalamhubungan dengan klien. Terapis menghadapi klien berlandaskan pengalaman dari saat ke saat dan membantu klien dengan jalan memasuki dunianya alih-alih menurut kategori-kategori diagnostik yang telah dipersiapkan. Melalui perhatian yang tulus, respek, penerimaan, dan pengertian terapis, klien bisa menghilangkan pertahanan-pertahanan dan persepsi-persepsinya yang kaku serta bergerak menuju taraf fungsi pribadi yang lebih tinggi.
c.   Teknik-teknik dan prosedur-prosedur terapeutik
Perkembangan pendekatan client-centered disertasi oleh peralihan dari penekanan pada teknik-teknik terapeutik kepada penekanan pada kepribadian, keyakinan-keyakinan, dan sikap-sikap terapis, serta pada hubungan terapeutik. Hubungan terapeutik, yang selanjutnya menjadi variabel yang sangat penting, tidak identik dengan apa yang dikatakan atau dilakukan terapis. Dalam kerangka client-centered, “teknik-teknik”-nya adalah pengungkapan dan pengkomunikasian penerimaan, respek, dan pengertian, serta berbagai upaya dengan klien dalam mengembangkan kerangka acuan internal dengan memikirkan, merasakan, dan mengeksplorasi. Menurut pandangan pendekatan client-centered, penggunaan teknik-teknik sebagai muslihat terapis akan mendepersonalisasi hubungan terapis klien. Teknik-teknik harus menjadi suatu pengungkapan yang jujur dari terapis, dan tidak bisa digunakan secara sadar diri sebab, dengan demikian, terapis tidak akan menjadi sejati.
Sumber:
Corey, G. (2003). Teori dan Praktek Konseling & Terapi. Bandung: PT Refika

Aditama

PSIKOTERAPI (ARTIKEL 5)

TERAPI HUMANISTIC EKSISTENSIAL (Part 2)
Konsep Dasar

§    Pandangan tentang Sifat Manusia
Pendektan terapi eksistensial bukan suatu pendekatan terapi tunggal, melainkan suatu pendekatan yang mencakup terapi-terapi yang berlainan yang kesemuanya berlandaskan konsep-konsep dan asumsi-asumsi tentang manusia.
a.    Kesadaran diri
Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan. Semakin kuat kesadaran diri itu pada seseorang, maka akan semakin besar pula kebebasan yang ada pada orang itu.
b.    Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan
Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia. Kecemasan eksitensial juga disebabkan oleh kesadaran atas keterbatasannya dan atas kemungkinan yang tak terhindarkan untuk mati (nonbeing). Kesadaran atas kematian memiliki arti penting bagi kehidupan individu sekarang, sebab kesadaran tersebut menghadapkan pada individu pada kenyataan bahwa ia memiliki waktu yang terbatas untuk mengaktualkan potensi-potensinya.
c.    Penciptaan makna
Manusia itu unik, dalam arti bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan. Menjadi manusia juga berarti menghadapi kesendirian: manusia lahir ke dunia sendirian dan mati sendirian pula. Kegagalan dalam menciptakan hubungan yang bermakna bisa menimbulkan kondisi-kondisi isolasi, depersonalisasi, alineasi, keterasingan dan kesepian. Patologi dipandang sebagai kegagalan menggunakan kebebasan untuk mewujudkan potensi-potensi seseorang.

§    Unsur-Unsur Terapi
§      Tujuan Terapeutik
Terapi eksistensial bertujuan agar klien mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi-potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak sesuai dengan kemampuannya. Pada dasarnya terapi eksistensial adalah meluaskan kesadaran diri klien, dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya, yakni menjadi bebas dan bertanggungjawab atas hidupnya. Terapi eksistensial juga bertujuan untuk membantu klien agr mampu menghadapi kecemasan sehubungan dengan tindakan memilih diri, dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekadar korban kekuatan-kekuatan deterministik di luar dirinya.
§      Fungsi dan Peran Terapis
Tugas utama terapis adalah berusaha memahami klien sebagai ada-dalam-dunia. May (1961) memandang tugas terapis di antaranya adalah membantu klien agar menyadari keberadaannya dalam dunia. Frankl (1959) menjabarkan peran terapis sebagai “spesialis mata ketimbang pelukis”, yang “bertugas” memperluas dan mamperlebar lapangan visual pasien sehingga spektrum keseluruhan dari makna dan nilai-nilai menjadi disadari dan dapat diamati oleh pasien.
§      Teknik-teknik Terapi
Tidak seperti kebanyakan pendekatan terapi, pedekatan eksistensial-humanistik tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan secara ketat. Prosedur-prosedur terapeutik dapat diambil dari beberapa pendekatan terapi lainnya. Metode-metode yang berasal dari terapi Gestalt dan Analisis Transaksional sering digunakan, dan sejumlah prisnsip dan prosedur psikoanalisis bisa diintegrasikan ke dalam pendekatan eksisensial-humanistik.
Sumber:
Corey, G. (2003). Teori dan Praktek Konseling & Terapi. Bandung: PT Refika Aditama



PSIKOTERAPI (ARTIKEL 4)

TERAPI PSIKOANALIS (Part 2)
Konsep Dasar

§    Struktur Kepribadian
Menurut pandangan psikoanalitik, struktur kepribadian terdiri dari tiga sistem yaitu id, ego dan superergo. Ketiganya adalah nama bagi proses-proses psikologis dan merupakan fungsi-fungsi kepribadian sebagai keseluruhan ketimbang sebagai tiga bagian yang terasing satu sama lain.
a.    Id
Merupakan komponen biologis dan bersifat tidak sadar. Id merupakan sistem kepribadian yang orisinil. Id merupakan tempat bersemanyamnya naluri-naluri. Id kurang terorganisasi, buta, menuntut dan mendesak. Id diatur oleh asas kesenangan  yang diarahkan pada pengurangan tegangan, penghindaran kesakitan, dan perolehan kesenangan, bersifat tidak logis, amoral dan didorong oleh satu kepentingan: memuaskan kebutuhan-kebutuhan naluriah sesuai dengan asa kesenangan. Id tidak pernah mtang dan selalu menjadi anak manja dari kepribadian tidak berpikir, dan hanya mengingikan atau bertindak
b.    Ego
Ego merupakan komponen psikologi yng memiliki kontak dengan dunia eksteral dari kenyataan. Ego adalah eksekutif dari kepribadian yang memerintah, mengendalikan dan mengatur. Tugas utama ego adalah megentarai antara naluri-naluri dengan lingkungan sekitar. Ego mengendalikan kesadaran dan melaksanakan sensor. Dengan diatur oleh asas kenyataan, ego berlaku realistis dan berpikir logis serta merumuskan rencana-rencana tindakan bagi pemuasan kebutuhan-kebutuhan. Ego adalah tempat bersemayam intelegensi dan rasionalitas yang mengawasi dan mengendalikan impuls-impuls buta dari id. Sementara id hanya mengenal kenyataan subjektif, ego memperbedakan bayangan-bayangan mental dengan hal-hal yang terdapat di dunia eksternal.
c.    Superego
Superego adalah cabang moral atau hukum dari kepribadian. Superego adalah kode moral individu yang urusan utamanya adalah apakah suatu tindakan baik atau buruk, benar atau salah. Superego mempresentasikan nilai-nilai tradisional dan ideal-ideal masyarakat yang diajarkan oleh orang tua kepada anak. Superego berfungsi menghambat impuls-impuls id. Superego berkaitan dengan imbalan-imbalan dan hukuman-hukuman.

§    Mekanisme Pertahan Ego
Mekanisme-mekanisme pertahanan ego itu tidak selalu patologis, dan bisa memiliki nilai penyesuaian jika tidak memiliki suatu gaya hidup untuk menghindari kenyataan. Mekanisme-mekanisme pertahanan yang digunakan individu bergantung pada taraf perkembangan dan derajat kecemasan yang dialaminya. Mekanisme-mekanisme pertahanan sama-sama memiliki dua ciri, yaitu menyangkal datau mendistorsi kenyataan dan beroperasi pada taraf tak sadar. Berikut merupakan bentuk-bentuk dari mekanisme pertahanan ego:
a.    Penyangkalan
Pertahanan melawan kecemasan dengan “menutup mata” terhadap keberadaan kenyataan yang mengancam. Individu menolak sejumlah aspek kenyataan yang membangkitkan kecemasan. Kecemasan atas kematian orang yang dicintai, misalnya, sering dimanifestasikan oleh penyangkalan terhadap fakta kematian. Dalam peristiwa-peristiwa tragis seperti perang atau bencana-bencana yang lainnya, orang-orang sering berkecenderungan membutakan diri terhadap kenyataan-kenyataan yang terlalu menyakitkan untuk diterima
b.    Proyeksi
Mengalamatkan sifat-sifat tertentu yang tidak bisa diterima oleh ego kepada orang lain. Misalnya A benci kepada B, namun superego menyatakan bahwa membenci bukanlah hal yang baik dan dapat diterima oleh masyarakat. Sehingga, untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan oleh individu A ia memproyeksikan bahwa B yang membenci A.
c.    Fiksasi
Menjadi “terpaku” pada tahap-tahap perkembangan yang lebih awal karena mengambil langkah ke tahap selanjutnya bisa menimbulkan kecemasan. Anak yang terlalu bergantung menunjukkan pertahanan berupa fiksasi; kecemasan menghambat si anak belajar mandiri.
d.    Regresi
Melangkah mundur ke fase perkembangan yang lebih awal yang tuntutan-tuntutannya tidak terlalu besar. Misalnya seorang anak yang takut sekolah memperlihatkan tingkah laku infantil seperti mengangis, bersembunyi dan menggantungkan diri pada guru.
e.    Rasionalisasi
Merupakan mekanisme pertahanan dimana individu menciptakan alasan-alasan yang “baik” guna menghindarkan ego dari cedera. Misalnya seorang pemuda yag ditinggalkan kekasihnya, guna menyembuhkan ego-nya yan terluka ia menghibur diri bahwa si gadis tidak berharga dan bahwa dirinya memang tidak baik untuknya.
f.    Sublimasi
Menggunakan jalan keluar yang lebih tinggi atau yang secara sosial lebih dapat diterima bagi dorongan-dorongannya. Contohnya, dorongan agresif yang ada pada seseorang disalurkan ke dalam aktivitas bersaing dibidang olah raga sehingga dia menemukan jalan bagi pengungkapan agresifnya.
g.    Displacement
Mengarahkan energi kepada objek atau orang lain apabila objek asal atau orang yang sesungguhnya tidak bisa dijangkau. Misalnya seseorang anak yang merasa kesal karena dinasehati oleh orangtuanya kemudian membanting pintu karena ia tidak dapat menyalurkan rasa kesalnya kepada orangtuanya.
h.    Represi
Melupakan isi kesadaran yang traumatis atau bisa membangkitkan kecemasan; mendorong kenyataan yang tidak bisa diterima kapada ketaksadaran atau menjadi tidak menyaadari hal-hal yang menyakitkan. Represi, yang merupakan salah satu konsep Freud paling penting, menjadi basis bagi banyaj pertahanan ego lainnya dan bagi gangguan-gangguan neurotik.
i.     Reaksi Formasi
Melakukan tindakan-tindakan yang berlawanan dengan hasrat-hasrat tak sadar. Jika perasaan-perasaan lebih dalam menimbulkan ancaman, maka seseorang menampilkan tingkah laku yang berlawanan guna menyangkal perasaan-perasaan yang bisa menimbulkan ancaman-ancaman itu. Orang yang menunjukkan sikap menyenangkan yang berlebihan atau terlalu baik boleh jadi berusaha menutupi kebencian atau perasaan-perasaan negatifnya.

§    Perkembangan Psikoseksual
a.    Fase Oral (0-1 tahun)
Tugas perkembangan utama fase oral adalah memperoleh rasa percaya, percaya kepada orang lain, kepada dunia dan kepada diri sendiri. Cinta adalah perlindungan terbaik terhadap ketakukan, ketidakamanan. Anak-anak yang dicintai oleh orang lain hanya akan mendapat sedikit kesulitan dalam menerima dirinya sendiri. Sedangkan anak yang merasa tidak diinginkan,tidak diterima, dan tidak dicintai cenderung mengalami kesulitan yang besar dalam menerima diri sendiri. Efek penolakan pada fase oral adalah kecenderungan di masa kanak-kanak selanjutnya untuk menjadi penakut, tidak aman, haus akan perhatian, iri, agresif, benci dan kesepian.
b.    Fase Anal (1-3 tahun)
Tugas perkembangan pada fase anal adalah belajar mandiri, memiliki kekuatan pribadi dan otonomi, serta belajar bagaimana mengakui dan menangani perasaan-perasaan yang negatif.
c.    Fase Falik (3-5 tahun)
Fase falik adalah periode perkembangan hati nurani, suatu masa ketika anak-anak belajar mengenal standar-standar moral. Selama fase falik anak perlu belajar menerima perasaan-perasaan seksualnya sebagai hal yang alamiah dan belajar memandang tubuhnya sendiri secara sehat. Mereka membutuhkan model-model yang memadai bagi identifikasi peran seksual. Pada fase falik ini anak membentuk sikap-sikap mengenai kesenangan fisik , mengenai apa yang “benar” dan yang “salah” serta mengenai apa yang “maskulin” dan yang “feminin”.

§    Unsur-Unsur Terapi
a.    Tujuan terapeutik
Tujuan terapi psikoanalitik adalah membentuk kembali struktur karakter individual dengan jalan membuat kesadaran yang tak disadari di dalam diri klien. Proses terapeutik difokuskan pada upaya mengalami kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Pengalaman-pengalaman masa lampau direkonstruksikan, dibahas, dianalisis, dan ditafsirkan dengan sasaran merekonstruksi kepribadian. Terapi psikoanalitik menekankan dimensi afektif dari upaya menjadikan ketaksadaran diketahui. Pemahaman dan pengertian intelektual memiliki arti penting, tetapi perasaan-perasaan dan ingatan-ingatan yang berkaitan dengan pemahaman diri lebih penting lagi.

b.    Fungsi dan Peran Terapis
Karakteristik psikoanalisis adalah, terapis atau analis membiarkan dirinya anonim serta hanya berbagi sedikit perasaan dan pengalaman sehingga klien memproyeksikan dirinya kepada analis. Proyeksi-proyeksi klien, yang menjadi bahan terapi, ditafsirkan dan dianalisis. Analis terutama berurusan dengan usaha membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal, dalam menangani kecemasan secara realisitis, serta dalam memperoleh kendali atas tingkah laku yang impulsif dan rasional. Salah satu fungsi utama analis adalah mengajarkan arti proses-proses ini kepadaklien sehinggaklien mampu memperoleh pemahaman terhadap masalah-masalahnya sendiri, mengalami peningkatan kesadaran atas cara-cara untuk berubah dan, dengan demikian, memperoleh kendali yang lebih rasional atas kehidupannya sendiri.

c.    Teknik-Teknik Terapi
§      Asosiasi Bebas
Asosiasi bebas adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi-situasi traumatik dimasa lampau yang dikenal dengan sebutnan katarsis.
§      Penafsiran
Penafsiran adalah suatu prosedur dasar dalam menganalisis asosiasi-asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi-resistensi dan transferensi-trasnferensi. Fungsi penafsiran-penafsiran adalah mendorong ego untuk mengasimilasi bahan-bahan baru dan mempercepat proses penyingkapan bahan tak sadar lebih lanjut.
§      Analisis mimpi
Analisis mimpi adalah sebuah prosedur yang penting untuk menyingkap bahan yang tak disadari dan memberikan kepada klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak terelakkan.
§      Analisis dan penafsiran resistensi
Resistensi, sebuah konsep yang fundamental dalam praktek terapi psikoanalitik, adalah sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tak disadari.
§      Analisis dan penafsiran trasnferensi
Analisis transferensi adalah teknik yang utama dalam psikoanalisis, sebab mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi. Ia memungkinkan klien mampu memproleh pemahaman atas sifat dari fikasi-fiksasi dari deprivasi-deprivasinya, dan menyajikan pemahaman tentang pengaruh masa lampau terhadap kehidupannya sekarang.

Sumber:
Corey, G. (2003). Teori dan Praktek Konseling & Terapi.

Bandung: PT Refika Aditama