Total Tayangan Halaman

Senin, 23 Maret 2015

PSIKOTERAPI (artikel 3)

KONSELING DAN PSIKOTERAPI (part 2)


§    Penjelasan dari Perbedaan Konseling dan Psikoterapi
a.    Dilihat dari Tujuannya
Hann & Maclean (1955) mengemukakan mengenai tujuan konseling yakni menitikberatkan pada upaya pencegahan agar penyimpangan yang merusak diri individu tidak timbul (emphasis to prevention of distruptive deviations) sedangkan psikoterapi terlebih dahulu menangani penyimpangan yang merusak dan baru kemudian menangani usaha pencegahannya. Mereka juga mengemukakan bahwa konseling berhubungan dengan rencana jangka panjang yang bersangkut-paut dengan pendidikan dan pekerjaan atau jabatan seseorang serta pencegahan terhadap munculnya gangguan dalam bidang kesejahteraan mental, sedangkan psikoterapi singkatnya berhubungan dengan tujuan penyembuhan. Menurut Mowrer (1953), konseling berhubungan dengan usaha mengatasi klien yang mengalami gangguan kecemasan biasa, sedangkan psikoterapi berusaha menyembuhkan klien atau pasien yang menderita neurosis-kecemasan. Blocher (1966) membedakan konseling dengan psikoterapi dengan melihat tujuannya, secara singkat sebagai berikut:
1)    Pada konseling: developmental - educativepreventive.
2)   Pada osikoterapi: remediativeadjustivetherapeutic.
b.    Dilihat dari Klien, Konselor dan Penyelenggaraannya
Secara tradisional mudah membedakan antara konseling dan psikoterapi, karena pada konseling, konselor mengadapi klien yang normal, sebaliknya pada psikoterapi menghadapi klien (atau pasien) yang mengalami neurosis atau psikosis. Karena itu bagi Patterson (1973) maupun Pallone (1977) keduanya mengatakan bahwa konseling diberikan kepada seseorang sebagai klien sedangkan psikoterapi kepada seseorang sebagai pasien. Kepribadian yang normal, yang wajar dalam kenyataannya tidak tertutup kemungkinan membutukan seorang ahli untuk mengatasi hal-hal yang tidak bisa diatasi sendiri dan agar ia bisa berfungsi lebih efektif. Dalam keadaan seperti ini, ia membutuhkan seorang konselor, demikian dikatakan oleh Ivey et, al (1987) dan selanjutnya mereka menunjukkan bahwa pada kegiatan psikoterapi dilakukan untuk menghadapi seseorang yang perlu direkonstruksi struktur kepribadiannya dan karena itu membutuhkan waktu lebih lama. Kegiatan untuk melakukan konseling bisa dilakukan misalnya di sekolah atau Lembaga Pendidikan yang lain, termasuk Perguruan Tinggi, Lembaga atau Biro khusus atau praktik pribadi untuk memberikan layanan mengenai hal itu. Psikoterapi juga bisa dilakukan dalam kegiatan yang sifatnya klinis di sekolah atau Lembaga/Yayasan tersebut, dengan pengaturan tempat dan suasana yang khusus, seklaipun lebih banyak dilakukan di Lembaga yang berhubungan dengan kesehatan, seperti Rumah Sakit atau juga Lembaga/Biro/Yayasan khusus datau praktik pribadi
c.    Dilihat dari metodenya
Brammer & Shostrom (1977) mengemukakan bahwa:
§        Konseling ditandai oleh adanya terminologi seperti: “educational, vocational, supportive, situational, problem solving, conscious awarness, normal, present time dan short term.”
§        Sedangkan psikoterapi ditandai oleh: “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive, depth emphasis, analitycal, focus on the past, neurotics and other severe emotional problems dan long term.”

§    Pendekatan terhadap Mental Illness
a.    Biological           
    Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu ialah penyakit mental disebabkan karena berkurangnya insulin didalam tubuh.
b.    Psychological
    Melihat suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca traumatik, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respons emosional penuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu dalam berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu. Hal ini dimulai dari teori psikoanalisis Sigmund Freud pada tahun 1856-1939.
c.    Sociological       
    Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial, atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatar-belakang kondisi sosio-budaya tertentu.
d.    Philosophic       
   Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yaitu menghargai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharrusan atau pemaksaan.

§    Bentuk Utama Terapi
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, terdapat 3 bentuk utama dari terapi, yaitu:
a.     Supportive
Terapi ini mungkin merupakan jenis terapi individual yang paling lazim dilakukan. Terapis yang terlatih untuk metode ini terdiri atas psikiater, psikolog klinis dan pekerja sosial, walaupun hal-hal yang setara dengan yang dilakukan di dalam psikoterapi suportif digunakan oleh hampir setiap orang yang membantu orang lain yang sedang mengalami kondisi distres emosional. Tujuan dari terapi supportive ialah:
1)    Mendukung fungsi-fungsi ego, atau emperkuat mekanisme defensi yang ada
2)   Memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan lebih baik
3)   Perbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif
Cara atau pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan bimbingan, reassurance, katarsis emosional, hipnosis, desensitisasi, ekternalisasi minat, manipulasi lingkungan dan terapi kelompok.

b.     Reeducative
Jenis psikoterapi untuk memberikan pendidikan ulang yang maksdunya memperbaiki kesalahan pendidikan diwaktu lalu dan juga dengan pendidikan yang dimaksudkan untuk mengubah pola pendidikan lama dengan yang baru sehingga penderita lebih adaptif terhadap dunia luar.
Tujuan dari terapi reeducative ialah mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan. Cara atau pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, psikodrama, dll.

c.     Reconstructive
Reconstructive dalah jenis psikoterapi yang dilakukan dengan tujuan merekontruksi kepribadian seseorang. Terapi ini dilakukan untuk dicapainya insight akan konflik-konflik yang tidak disadari, dengan usaha mencapai perubahan luas struktur kepribadian seseorang. Cara atau pendekatan yang dapat dilakukan melalui psikoanalisis klasik Neo-Freudian (Alfred Adler, Carl Gustav Jung, Henry Sullivan, Karen Horney, Reich, Fromm, Kohut, dll), psikoterapi berorientasi psikoanalitik atau dinamik.


Sumber:
Gunarsa, Singgih D. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
Tomb, D.A. (1999). HOS Psychiatry, 6/C. (diterjemahkan oleh S, W.Martina & Nasrun. Jakarta: EGC, 2000)

PSIKOTERAPI (artikel 2)

KONSELING DAN PSIKOTERAPI (part 1)



§    Perbedaan Konseling dan Psikoterapi

Konseling termasuk di dalam hubungan membantu, merupakan suatu teknik untuk intervensi, untuk pengubahan tingkah laku. Berbicara tentang konseling, mau tidak mau harus menyebutkan Carl Rogers. Dari tulisan Rogers di dalam bukunya Counseling and Psychotherapy (1942), psikoterapi yang dahulunya bersifat medis-psikoanalitis berubah menjadi nonmedis dan nonpsikoanalitis. Psikoterapi yang dahulunya merupakan domein psikiater, dapat dilakukan oleh para ahli yang tidak mempunyai latar belakang medis.

Kalau dilihat apa yang ditulis Rogers dalam bukunya Counseling and Psychotherapy (1942), maka Rogers tidak membedakan konseling dan terapi. Ia hanya menyebutkan bahwa konseling lebih banyak digunakan di kalangan pendidikan, sedangkan terapi banyak digunakan oleh pekerja sosial, psikolog dan psikiater. Rogers tidak secara kaku membuat pembedaan antara konseling dan terapi karena keduanya bertujuan membantu orang lain yang mempunyai masalah.

Sedangkan, perbedaan konseling dan psikoterapi disimpulkan oleh Pallone (1977) dan Patterson (1973) yang dikutip oleh Thompson & Rudolph (1983), ialah:
Konseling
Psikoterapi
Klien
Pasien
Gangguan yang kurang serius
Gangguan yang serius
Masalah: Jabatan, pendidikan
Masalah kepribadian dan pengambilan keputusan
Berhubungan dengan pencegahan
Berhubungan dengan penyembuhan
Lingkungan pendidikan dan nonmedis
Lingkungan medis
Berhubungan dengan kesadaran
Berhubungan dengan ketidaksadaran
Metode pendidikan
Metode Penyembuhan

§    Pendekatan terhadap Mental Illness
a.     Biological
     Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat
b.     Psychological
     Melihat suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca traumatik, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respons emosional penuh stres yang ditimbulkan
c.     Sociological
   Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial, atau budaya dari gejala dan masalah keluarga
d.     Philosophic
    Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya

§    Bentuk Utama Terapi
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, terdapat 3 bentuk utama dari terapi, yaitu:
a.     Supportive
Terapi ini mungkin merupakan jenis terapi individual yang paling lazim dilakukan. Terapis yang terlatih untuk metode ini terdiri atas psikiater, psikolog klinis dan pekerja sosial, walaupun hal-hal yang setara dengan yang dilakukan di dalam psikoterapi suportif digunakan oleh hampir setiap orang yang membantu orang lain yang sedang mengalami kondisi distres emosional.
b.     Reeducative
Jenis psikoterapi untuk memberikan pendidikan ulang yang maksdunya memperbaiki kesalahan pendidikan diwaktu lalu dan juga dengan pendidikan yang dimaksudkan untuk mengubah pola pendidikan lama dengan yang baru sehingga penderita lebih adaptif terhadap dunia luar.
c.     Reconstructive
Reconstructive dalah jenis psikoterapi yang dilakukan dengan tujuan merekontruksi kepribadian seseorang.
Sumber:
Gunarsa, Singgih D. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
Lesmana, J.M. (2008). Dasar-dasar konseling. Jakarta: UI Press
Tomb, D.A. (1999). HOS Psychiatry, 6/C. (diterjemahkan oleh S, W.Martina & Nasrun. Jakarta: EGC, 2000)

PSIKOTERAPI (artikel 1)

PSIKOTERAPI

§      Pengertian Psikoterapi
Psikoterapi adalah suatu interaksi sistematis antara pasien dan terapis menggunakan prinsip-prinsip psikologis untuk membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah laku, pikiran, dan perasaan pasien supaya membantu pasien mengatasi tingkah laku abnormal dan memecahkan masalah-masalah dalam hidup atau berkembang sebagai seorang individu. Ciri-ciri dari definisi mengenai psikoterapi akan dijelaskan dalam uraian yang berikut.
1.       Interaksi sistematis. Psikoterapi adalah suatu proses yang menggunakan suatu interaksi antara pasien dan terapis. Kata sistematis di sini berarti terapis menyusun interaksi-interaksi dengan suatu rencana dan tujuan khusus yang menggambarkan segi pandangan teoretis terapis.
2.       Prinsip-prinsip psikologis. Psikoterapis menggunakan prinsip-prinsip penelitian, dan teori-teori psikologis serta menyusun interaksi terapeutik.
3.      Tingkah laku, pikiran, dan perasaan. Psikoterapi memusatkan perhatian utuk membanttu pasien mengadakan perubahan-perubahan behavior, kognitif, dan emosional serta membantunya supaya menjalani kehidupan yang lebih penuh dan memuaskan. Psikoterapi mungkin diarahkan pada salah satu atau semua ciri dari fungsi psikologis ini.
4.      Tingkah laku abnormal, memecahkan masalah, dan pertumbuhan pribadi. Sekurang-kurangnya ada tiga kelompok pasien yang dibantu oleh psikoterapi. Kelompok pertama adalah orang-orang yang mengalami masalah-masalah tingkah laku abnormal, seperti gangguan suasan hati, gangguan penyesuaian diri, gangguan kecemasan, atau skizofrenia. Untuk beberapa gangguan ini, terutama gangguan bipolar dan skizofrenia terapi biologis umumnya memainkan peranan utama dalam perawatan. Meskipun demikian, selain perawatan biologis, psikoterapi membantu pasien belajar tentang belajar tentang dirinya sendiri dan memperoleh keterampilan-keterampilan yang akan memudahkannya menanggulangi tantangan hidup dengan lebih baik. Kelompok kedua adalah orang-orang yang meminta bantuan untuk menangani hubungan-hubugan yang bermasalah atau menangani masalah-masalah pribadi yang tidak cukup berat untuk dianggap abnormal, seperti perasaan malu atau bingung mengenai pilihan-pilihan karier. Kelompok ketiga adalah orang-orang yang mencari psikoterapi karena psikoterapi dianggap sebagai sarana untuk memperoleh pertumbuhan pribadi. Bagi mereka, psikoterapi adalah sarana untuk penemuan diri dan peningkatan kesadaran yang akan membantu mereka untuk mencapai potensi yang penuh sebagai manusia.

Eysenck (1961), merumuskan psikoterapi dalam beberapa ciri yakni:
1.       Hubungan antar perorangan yang berlangsung lama
2.       Melibatkan seorang yang terlatih
3.      Adanya ketidakpuasan padadiri klien tentang sesuatu yang emosional atau penyesuaian diri
4.      Pemakaian metode psikologi
5.      Aktivitas yang mendasarkan pada teori tentang kelainan mental
6.      Melalui hubungan yang dilakukan, bertujuan memperbaiki ketidakpuasannya terhadap diri sendiri
Perumusan oleh Eysenck ini juga menunjukkan adanya faktor yang mendalam, yakni faktor emosi dan karena itu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menanganinya dan memerlukan landasan teori yang cukup mantap untuk kelainan mental, juga mengenai hambatan atau gangguan perilaku.
§      Tujuan Psikoterapi
Dalam bidang penyakit mental, terapi dalam bentuk apa saja (apakah itu psikoterapi atau somatoterapi) dipakai untuk membina hubungan yang lebih efektif antara individu dengan lingkungannya serta membangkitkan perasaan aman dan sejahtera dalam dirinya. Harus dikemukakan di sini bahwa tujuan terapi dalam setiap kasus individual tergantung pada faktor-faktor tertentu yang kira-kira konsisten (penemuan-penemuan dalam diagnosis dan sejarah pribadi pasien) dan faktor-faktor lain yang berasal dari luar dan yang berguna bagi pasien di luar pengalaman terapi (situasi keluarga, sosial, dan ekonomi). Bahkan dalam satu wujud diagnosis saja, para pasien membawa kapasitas-kapasitas yang berbeda-beda untuk menciptakan hubungan yang memuaskan dan tujuan harus ditetapkan sesuai dengan itu.

Ada lima tujuan psikoterapi dan kebanyakan terapi memusatkan perhatian pada salah satu atau lebih di antara tujuan-tujuan itu. Kelima tujuan tersebut dapat diutarakan dibawah ini (Huffman, et al., 1997)
1.       Pikiran-pikiran kalut. Individu –individu yang mengalami kesulitan secara khas menderita konfusi, pola-pola pikiran yang destruktif atau tidak memahami masalah-masalah mereka sendiri. Para terapis berusaha mengubah pikiran-pikiran ini dan memberikan ide-ide atau informasi baru, dan membimbing individu- individu tersebut untuk menemukan pemecahan-pemecahan terhadap masalah-masalah mereka sendiri.
2.       Emosi-emosi yang kalut. Orang-orang yang mencari terapi pada umumnya mengalami emosi yang sangat tidak menyenangkan. Dengan mendorong pasien untuk mengungkapkan secara bebas perasaan-perasaan dan memberikan suatu lingkungan yang menunjang para terapis membantu mereka menggantikan perasaan-perasaan tersebut, seperti perasaaan putus asa dan tidak mampu dengan perasaan-perasaan yang mengandung harapan dan percaya akan diri sendiri.
3.      Tingkah laku-tingkah laku yang kalut. Individu-individu yang mengalami kesulitan biasanya menghilangkan tingkah laku-tingkah laku yang mengandug masalah. Para terapis membantu pasien-pasien mereka menghilangkan tingkah laku-tingkah laku yang mengganggu itu dan membimbing mereka kepada kehidupan yang lebih efektif.
4.      Kesulitan-kesulitan antarpribadi dan situasi kehidupan. Para terapis membantu pasien-pasien memperbaiki hubungan mereka dengan keluarga, teman-teman, dan kolega-kolega seprofesi. Mereka juga membatu para pasien itu menghindari atau mengurangi sumber-sumber stres dalam kehidupan mereka seperti tuntutan-tuntutan pekerjaan atau konflik-konflik keluarga.
5.      Gangguan-gangguan biomedis. Individu-individu yang mengalami kesulitan kadang-kadang menderita gangguan-gangguan biomedis yang langsung menyebabkan atau menambah kesulitan-kesulitan psikologis. Para terapis membantu menghilangkan masalah-masalah ini pertama-tama dengan obat-obatan, dan kadang-kadang dengan terapi electrokonvulsif dan/atau psikobedah (psychosurgery). Meskipun kebanyakan terapis bisa bekerja dengan pasien-pasien dalam beberapa bidang ini, tetapi penekanannya berbeda menurut latar belakang pendidikan terapis. Para psikoanalis, misalnya menitikberatkan pikiran-pikiran tak sadar dan emosi; para terapi kognitif memusatkan perhatian pada pola-pola pikiran dan kepercayaan yang salah; para terapis humanistik berusaha mengubah respons-respons emosional negatif dari para pasien; para behavioris (sebagaimana terkandung dalam nama itu sendiri) memusatkan perhatian pada perubahan tingkah laku maladaptif; dan para terapis menggunakan teknik-teknik biomedis berusaha mengubah gangguan-gangguan biologis.

§      Unsur-Unsur Psikoterapi
Masserman telah melaporkan tujuh “parameter pengaruh” dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi. Dalam hal ini termasuk:
a.      peran sosial (“martabat”) psikoterapis,
b.      hubungan (persekutuan terapeutik),
c.       hak retrospeksi,
d.      re-edukasi,
e.      rehabiltasi,
f.        resosialisasi dan,
g.      rekapitulasi.
Unsur-unsur psikoterapeutik dapat dipilih untuk masing-masing pasien dan dimodifikasi dengan berkelanjutannya terapi.

Sumber:
Gunarsa, Singgih D. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
Guze, S.R & Siegel, D.J. (1990). The handbook of psychiatry. ISBN 979-448-348-6. (diterjemahkan oleh Maulany, R.F. Jakarta: EGC, 2007)
Semium, Yustinus, OFM. (2006). Kesehatan Mental 3. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Kamis, 25 Desember 2014

SINOPSIS FILM

BILLIONARE

Deskripsi Film:
Film ini menceritakan seorang pemuda bernama TOP, seseorang yang sangat gemar sekali bermain game online sejak duduk di SMA. TOP mengawali karirnya sebagai pembisnis saat ada seorang member game online bernama jack ingin membeli senjata kepada TOP. Awalnya TOP menolak menjual, namun setelah ditawari akan diberi uang sebesar 30 Bath, akhirnya TOP berani menjualnya. Sejak hari itu, TOP semakin sering bermain game baginya games bukanlah permainan saja melainkan mampu dijadikan lahan mencari uang. Semakin lama dia semakin meraup keuntungan yang cukup besar dan mampu mebeli sebuah mobil. Namun kebiasaan TOP yang setiap harinya menghabiskan waktu di kamar bermain game sebenarnya tidak disetujui oleh orang tuanya ditambah lagi bahwa TOP tidak diterima di Universitas Negeri, membuat orang tuanya marah karena TOP seakan-akan tidak menghiraukan pendidikannya.
Suatu ketika, akun games online milinya di hapus oleh admin game online karena dianggap akun TOP telah disalahgunakan. Sejak saat itulah Top mulai beralih ke bisnis lain. Ia pernah mencoba usaha berjualan DVD player tapi gagal, berjualan kacang tapi gagal walau sempat berhasil dan mempunyai banyak pelanggan, berulang kali gagal tentu membuatnya merasa putus asa ditambah saat keluarganya mengalami kebangkrutan dan lebih memilih pindah ke cina. Sedangkan TOP lebih memilih tinggal di Thailand.
Perjuangannya dalam dunia bisnis belum berakhir. Sampai suatu hari ia mendapat ide untuk menjual cemilan rumput laut. Ide tersebut ia dapatkan dari sang kekasih, saat itu kekasihnya memberikan makanan rumput laut sebagai oleh-olehnya dari Rayong. Setelah TOP mencoba rumput laun tersebut, ternyata rasanya sangat enak. Dari situlah, TOP memulai memikirkan bisnis baru yaitu, bisnis makanan rumput laut. TOP berusaha merintis bisnis barunya dengan baik dan dia belajar ke ahlinya untuk membuat rumput laut. Pada awalnya, hasil gorengan rumput laut oleh paman dan TOP tidak ada yang berhasil. Namun, karena suatu kejadian yang dialami oleh pamannya, ada satu bungkus rumput laut yang terkena air. Dari situlah, rumput laut yang digoreng TOP rasanya menjadi enak, ternyata harus dibasahi terlebih dahulu baru digoreng. TOP mulai memproduksi rumput laut tersebut dalam jumlah banyak untuk dijual. Ia menjual daganganya di counter pusat perbelanjaan. Ternyata memang benar, dagangan TOP laku keras.  
Kemudian, TOP mencoba untuk bekerja sama  dengan 7-eleven, ia menawarkan produk rumput lautnya. Namun pertama kali ia datang, produknya ditolak karena dengan alasan kemasan rumput laut TOP tidak layak jual, ukuran rumput lautnya terlalu besar, serta harga jual rumput laut TOP yang juga dirasa cukup besar oleh 7-eleven. TOP tidak menyerah begitu saja, ia mencoba untuk merubah design kemasannya dengan bantuan seorang designer. Ia menamakan produknya dengan nama TAE KEI NOI yang artinya pengusaha muda.
Dengan semangat, ia kembali ke 7-Eleven, namun ia gagal bertemu dengan manager 7-eleven. Akhirnya, TOP memberikan sample produknya kepada satpam penjaga di sana. Dan ternyata produknya diambil oleh beberapa karyawan di gedung itu. Di saat TOP merasa putus asa, tiba-tiba ia di hubungi oleh pihak 7-Eleven karena produknya diterima. TOP sangat senang dan ia segera menandatangani kontrak yang dibuat oleh 7-eleven. Dari salah satu kontrak tersebut menyebutkan bahwa TOP harus memproduksi 72000 kemasan untuk dikirim ke 6000 cabang, tentu saja ia harus memiliki pabrik, karena selama ini ia menggoreng rumput laut hanya di rumah.
Lalu ia teringat keluarganya masih mempunyai sebuah kantor kecil. Maka ia merenovasi kantor tersebut menjadi sebuah pabrik.. Pada akhirnya, kerja keras dan semangatnya berbuah hasil. Ia berhasil merenovasi kantor ayahnya menjadi pabrik dan mempekerjakan beberapa karyawan. Namun pada saat pihak 7-eleven menginspeksi pabrik TOP, 7-eleven merasa pabrik TOP belum memenuhi standart. Lagi-lagi TOP tidak menyerah begitu saja, ia segera menyempurnakan apa saja yang masih kurang dan akhirnya kontraknya disetujui.
Akhirnya, setelah 2 tahun, TOP menuai kerja kerasnya, dia bisa melunasi hutang-hutang kedua orang tuanya. Di usianya 26 tahun, ia berhasil memiliki pendapatan tahun 2010 mencapai sebesar 1.500 juta bath (Rp 450 Miliyar), memiliki 2500 karyawan, mengirim produknya ke 6000 cabang 7-eleven. Mengeskspor camilan rumput lautnya ke 27 negara di dunia, dan memiliki perkebunan rumput laut di Korea Selatan.

Kaitan Film Billionaire dengan Psikologi Manajemen:
Menurut Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan, psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur / me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan. Dalam film tersebut Top Ittipat yang telah berhasil membuat suatu perusahaan rumput laut dapat me-manage para anggota atau para pekerjanya agar terorganisir dengan baik sehingga perusahaan yang dia kelola menjadi suatu perusahaan besar yang terkenal.
Dalam manajemen pemasaran, terdapat strategi dasar yang biasa dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya yang biasa disebut sebagai marketing mix atau bauran pemasaran. Marketing mix ini terdiri dari 4 macam, yakni:
  1. Product, mengacu pada nilai (value) yang terdapat pada produk tersebut, bagaimana produk tersebut memenuhi kebutuhan konsumen, serta penanganan kualitasnya.
  2. Price, mengacu pada harga produk tersebut agar konsumen rela mengorbankan uangnya untuk membeli produk tersebut. Hal ini juga mencakup strategi penentuan harga produk tersebut agar bisa bersaing dengan produk kompetitor.
  3. Place, mengacu pada tempat produk tersebut dipasarkan, bagaimana agar tempatnya bisa dijangkau oleh konsumen.
  4. Promotion, mengacu pada cara mempromosikan produk tersebut agar diterima konsumen dan melakukan pembelian. Promotion ini juga mencakup iklan dan publisitas.
Dalam film tersebut, telah jelas diceritakan bagaimana Top melakukan 4 strategi dasar pemasaran untuk memasarkan produknya. Hal ini dapat dilihat dari:
  1. Product: Strategi ini dapat dilihat dari: Pertama, ketika Top berjualan kacang goreng (chesnut) di sebuah mall, ia mencari resep yang terbaik bagi produk kacangnya agar memiliki cita rasa yang khas dan unik sehingga berbeda dari kacang goreng penjual lainnya. Kedua, strategi ini juga digunakan Top dalam penjualan rumput laut goreng yang ia jual, ia belajar dan berlatih agar rumput laut buatannya terasa enak dan tidak mudah basi jika disimpan untuk beberapa lama.
  2. Price: Strategi ini dapat dilihat ketika Top berjualan kacang goreng, ia menjual kacang dengan harga standar seperti kebanyakan penjual kacang lainnya,  namun kacang gorng buatan Top memiliki cita rasa yang khas dan unik sehingga banyak konsumen yang menyukai produknya dan menjadi pelanggannya.
  3. Place: Strategi penjualan ini mengacu pada tempat produk tersebut dipasarkan, dapat dilihat dari: Pertama, ketika Top menjual produk kacang gorengnya di depan mall dimana tempat itu merupakan tempat yang strategis untuk berjualan karna banyak pengunjung mall yang berlalu-lalang melewati tempat tersebut. Kedua, ketika Top menjual produk rumput lautnya di salah satu minimarket yang cukup diminati banyak konsumen yakni 7-eleven.
  4. Promotion: Strategi promosi yang dilakukan oleh Top adalah dengan menjual rumput laut di sebuah mini market yang cukup banyak diminati oleh masyarakat. Top memilih tempat tersebut sebagai tempat promosi produknya agar produk yang ia jual dapat lebih dikenal masyarakat luas. Selain itu, Top juga membuat inovasi yang menarik pada kemasan produk agar pelanggan tertarik untuk membeli rumput laut yang ia jual.

Kaitan Film Billionaire dengan Psikologi:
Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting dari ketiga modal kerja perusahaan manapun. Pasalnya, ilmu psikologi yang memang berpusat pada manusia, mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.
Hubungannya dalam film tersebut adalah usaha yang dilakukan Top Ittipat dalam mencintai sebuah bidang usaha dan kerja kerasnya dalam berbisnis. Top Ittipat mampu mengembangkan dan mengeksplor tenaga dan kemampuannya dalam berbisnis dengan berbagai teknik, metode, dan ide ide menarik yang ia tonjolkan. Dengan demikian dia telah menjadi sumber daya manusia yang berbakat dalam mengembangkan usahanya.

·      Kelebihan:
Karena film ini merupakan kisah nyata, film ini begitu inspiratif karena memotivasi seseorang untuk terus berusaha dalam usaha yang sedang dijalani.
·      Kekurangan:
Jangan sampai keinginan yang kuat untuk berbisnis itu membuat kita mengorbankan pendidikan yang wajib kita tempuh.

Nama Kelommpok:
1. Asma Amalia Karimah            (11512211)
2. Bening Koesuma Andanari     (18512375)
3. Dila Fadilah                             (12512107)
4. Rikzan Akbar                           (15612384)
5. Zulaicha Rahma Fadhila          (18512030)