Nama: Zulaicha Rahma F.
NPM/Kelas: 18512030/1PA01
Ilmu Budaya Dasar
1.
Selidiki kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di lingkingan anda, berikan
pendapat tentang nila-nilai yang berlaku pada lingkungan tersebut.
Saya tinggal didaerah dimana sebagian besar
masyarakatnya adalah orang betawi asli. Masyarakat disini mempunyai kebiasaan
unik yang diadakan setiap tahunnya yang bertujuan sebagai ucapan rasa syukur
kepada Tuhan YME atas segala rezeki yang mereka peroleh, acara ini biasa
disebut sedekah bumi. Acara ini biasa diselenggarakan pada bulan Muharram atau
pada Tahun Baru Islam yang dilaksanakan selama tiga malam berturut-turut, yang
dimulai sekitar pukul 19.00 WIB. Perayaan sedekah bumi ini dikunjungi oleh
semua masyarakat, tidak hanya tokoh adat dan masyarakat betawi, sehingga perayaan ini memerlukan tempat yang cukup
luas karena ini merupakan perayaan yang cukup besar diwilayah saya. Sehingga
terkadang jalan disekitar tempat penyelanggaraan tersebut ditutup atau
dialihkkan ke tempat lain.
Pada malam pertama, sebelum acara di mulai
diadakan doa bersama oleh pemuka adat setempat dan dilanjutkan dengan
pemotongan tumpeng dan nasi kuning yang nantinya akan dibagikan kepada
masyarakat sekitar. Pada malam kedua, biasanya diisi dengan acara pementasan lenong
betawi, perayaan ini dimaksudkan juga untuk melestarikan budaya betawi. Pada
malam ketiga sebagai malam terakhir biasanya diadakan pementasan wayang kulit
sekaligus sebagai acara penutup yang berlangsung hingga menjelang fajar.
Mengingat acara ini membutuhkan dana yang cukup besar, biaya yang dibutuhkan
didapat dari hasil swadaya masyarakat sekitar secara sukarela. Pada perayaan
ini juga banyak pedagang dadakan yang ikut meramaikan perayaan tersebut yang
sengaja datang untuk mencari rezeki, yang menjajakan berbagai macam panganan
tradisional.
Menurut saya, nilai positif yang dapat
diperoleh dari penyelenggaraan acara tersebut adalah nilai kekerabatan yang
terjalin erat antar masyarakat tanpa membeda-bedakan suku antar masyarakat
tersebut. Selain itu, acara ini juga sangat menjunjung kesenian kebudayaan
betawi yang sudah jarang ditemukan. Nilai negatifnya adalah acara yang diadakan
dalam tiga malam itu cukup mengganggu masyarakat yang tinggal didekat dengan
tempat perayaan tersebut karena acara tersebut dilaksanakan pada malam hari dan
berakhir pada menjelang fajar.
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan
·
Faktor
internal yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan yaitu adanya
pertambahan dan pengurangan penduduk (kelahiran, kematian, dan migrasi). Faktor
ini sangat berpengaruh pada perubahan kebudayaan karna semakin banyak penduduk
dalam suatu bangsa semakin besar pula saingan yang dihadapi dalam dunia kerja.
Sehingga banyak hal-hal negatif yang dilakukan untuk mendapatkan lowongan
pekerjaan tersebut.
·
Faktor
eksternal, merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam perubahan kebudayaan
suatu bangsa. Seperti yang kita ketahui, adanya globalisasi yang menyebar luas
melalui berbagai media. Globalisasi ini dapat berupa kebudayaan asing yang
masuk ke dalam suatu bangsa. Dalam hal ini ,sangatlah diperlukan rasa cinta
terhadap kebudayaan sendiri. Jika tidak, maka kebudayaan asli suatu bangsa akan
semakin terkikis sedikit demi sedikit dan bahkan akan menghilang. Salah satu
contoh perubahan kebudayaan yang diakibatkan oleh globalisasi yaitu jenis
makanan yang kita konsumsi juga mulai terpengaruh akan budaya asing. Lihat saja
di sebuah pertokoan atau mall-mall. Banyak sekali yang menjual makanan luar
negri seperti steak,burger dan lain-lain. Masyarakat lebih memilih mengkonsumsi
makanan tersebut karena dianggap lebih modern dan praktis. Dan tanpa disadari,
menjadi menu keseharian dalam kehidupan masyarakat. Ini akan mengakibatkan
semakin langkanya dan dilupakannya jenis makanan khas atau makanan tradisional.
3.
Ilmu
Budaya Dasar seing dihubungkan dengan kesusasteraan dalam prosa dan puisi.
Puisi
PENERIMAAN
karya : Chairil Anwar
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani
Kalau kau mau kuterima kembali
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.
Nilai yang terkandung : Puisi ini
menggambarkan tentang seseorang yang masih sayang terhadap mantan kekasihnya
dan bersedia menerima kembali mantan kekasihnya itu dengan sepenuh hati,
meskipun dulu mantan kekasihnya itu telah berbagi hati dan perasaan kepada
orang lain. Ia bersedia menerima mantan kekasihnya kembali apa adanya. Namun,
ia tidak ingin jika cintanya terbagi lagi.
DOA
karya : Chairil
Anwar
kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
Nilai yang terkandung : Puisi ini menggambarkan bahwa
dalam kehidupan ini tidak ada solusi lain, selain mengembalikan segala
permasalahan kehidupan kepada Tuhan. Puisi
ini juga berisi amanat kepada pembaca agar menghayati hidup dan selalu merasa
dekat dengan Tuhan. Selain itu, penyair juga mengingatkan pada hakikatnya hidup
kita hanyalah sebuah ”pengembaraan di negeri asing” yang suatu saat akan
kembali juga.
PROSA
Legenda Batu Menangis
Di sebuah bukit
yang jauh dari desa, di daerah Kalimantan, hiduplah seorang janda miskin dan
anak perempuannnya. Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang,
dia memiliki perangai yang buruk. Gadis itu amat malas, tidak pernah membantu
ibunya bekerja. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.
Suatu hari, anak
gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu
amat jauh sehingga mereka harus menempuh perjalanan yang jauh. Anak gadis itu
berjalan melenggang dengan dengan memakai pakaian yang bagus dan bersolek
agar dikagumi kecantiknnya. Sementara, ibunya berjalan di belakangnya sambil
membawa keranjang dengan memakai pakaian yang dekil. Karena mereka hidup
ditempat yang terpencil, maka tak seorang pun tahu bahwa kedua perempuan yang
berjalan itu adalah ibu dan anak.
Ketika mulai
memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Orang – orang terpesona
melihat kecantikan anak gadis itu, terutama pemuda desa. Namun, saat melihat
orang yang berjalan di belakang anak itu, sungguh kontras keadaannya. Hal ini
membuat orang bertanya-tanya.
Diantara orang
yag melihat itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu. ” Hai,
gadis cantik. Apakah yang berjalan di belakangmu itu ibumu?”
Namun apa jawaban gadis itu?
“Bukan, “katanya angkuh.” Ia adalah
pembantuku.”
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan
perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekat lagi
seorang pemudadan bertanya kepada gadis itu.
”Bukan,
bukan.”jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. ” Ia adalah budakku.”
Begitulah setiap ada seseorang yang menanyakan
perihal ibunya, selalu jawabannya begitu. Pada mulanya mendengar jawaban
putrinya yang durhaka itu, si ibu masih bisa menahan diri. Namun setelah
berulang kali didengarnya jawaban yang sama, akhirnya si ibu yang malang itu
tidak dapat menahan diri. Si ibu berdoa :
”Ya Tuhan, hamba
tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba tega memperlakukan hamba seperti
ini. Ya Tuhan, hukumlah anak hamba! Hukumlah ....”
Atas kuasa Tuhan, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka
itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai
setengah badan, anak gadis itu menangis dan memohon ampun kepada ibunya.
”Oh, Ibu.Ibu
Ampuni saya, ampunilah kedurhakaan anakamu selama ini.
Ibu...Ibu...Ampuni
anakmu.”
Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon
kepada ibunya. Akan tetapi semua telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu
akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat
melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata., seperti sedang menagis.
Sumber : Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara:
Pustaka Agung Harapan
Nilai yang terkandung : Kita tidak boleh durhaka terhadap orang tua,
terutama kepada ibu kandung kita sendiri karna ialah yang telah mengandung,
melahirkan sekaligus merawat kita hingga kita menjadi dewasa. Ia tidak pernah
pamrih dalam memberikan kasih sayangnya kepada kita. Dan kita harus mengakui
orang tua kandung kita seperti apapun keadaannya. Karna tanpanya, kita tidak
ada dikeadaan kita sekarang.
Anjing dan
Bayangannya
Seekor anjing yang
mendapatkan sebuah tulang dari seseorang, berlari-lari pulang ke rumahnya
secepat mungkin dengan senang hati. Ketika dia melewati sebuah jembatan yang
sangat kecil, dia menunduk ke bawah dan melihat bayangan dirinya terpantul dari
air di bawah jembatan itu. Anjing yang serakah ini mengira dirinya melihat
seekor anjing lain membawa sebuah tulang yang lebih besar dari miliknya.
Bila
saja dia berhenti untuk berpikir, dia akan tahu bahwa itu hanyalah bayangannya.
Tetapi anjing itu tidak berpikir apa-apa dan malah menjatuhkan tulang yang
dibawanya dan langsung melompat ke dalam sungai. Anjing serakah tersebut
akhirnya dengan susah payah berenang menuju ke tepi sungai. Saat dia selamat
tiba di tepi sungai, dia hanya bisa berdiri termenung dan sedih karena tulang
yang di bawanya malah hilang, dia kemudian menyesali apa yang terjadi dan
menyadari betapa bodohnya dirinya.
Nilai yang terkandung : Kita tidak boleh memiliki
sifat serakah karna apa yang kita lihat belum tentu sama dengan apa yang kita
dapatkan.